Penemuan langka kembali mengguncang dunia sains setelah ilmuwan menemukan fosil semut purba. Fosil tersebut ditemukan di Formasi Crato, Brasil, yang terkenal menyimpan jejak kehidupan kuno. Spesimen ini diduga berasal dari zaman Kapur Awal sekitar 113 juta tahun lalu. Ilmuwan menyebut fosil ini sebagai semut neraka karena bentuknya yang menakutkan.
Panjang semut mencapai 1,5 sentimeter dengan rahang raksasa yang menyerupai senjata tajam. Para peneliti meyakini semut ini predator tangguh di ekosistem purba tersebut. Rahangnya bisa mencengkeram mangsa dengan kekuatan dan kecepatan luar biasa. Fosil semut ditemukan dalam batuan yang terawetkan sangat baik untuk usia jutaan tahun.
Struktur anatomi semut menunjukkan evolusi awal koloni serangga sosial. Ilmuwan menggunakan mikroskop elektron untuk meneliti detail bagian tubuh yang masih utuh. Temuan ini diterbitkan dalam jurnal Current Biology oleh tim peneliti internasional. Mereka menyebut spesies ini Linguamyrmex vladi, artinya semut pengisap darah dari neraka.
UKURANNYA TAK BIASA, SEMUT PURBA INI BISA MENGANCAM MANGSA
Ukurannya yang mencapai 1,5 sentimeter membuat semut ini tergolong raksasa di zamannya. Dengan rahang besar melengkung dan tonjolan tajam seperti tombak, ia menyeramkan. Tak hanya itu, bagian kepala semut dilengkapi sensor panas untuk melacak keberadaan mangsanya. Sensor ini membuatnya mampu berburu mangsa bahkan di malam atau kondisi gelap.
Fosil yang ditemukan memperlihatkan struktur kompleks dalam sistem saraf semut tersebut. Ini menjadi bukti bahwa semut sudah canggih sejak masa awal evolusinya. Para ilmuwan menyebut semut ini hidup dalam hutan tropis lebat yang kini menjadi gurun. Lingkungannya kemungkinan penuh predator sehingga ukuran besar jadi keunggulan bertahan hidup.
Selain rahang dan sensor, kaki-kaki semut menunjukkan kemampuan menggenggam permukaan kasar dengan kuat. Hal itu memudahkannya untuk berburu di dahan pohon dan permukaan bebatuan licin. Temuan ukuran semut ini membuat ilmuwan merevisi pemahaman tentang ukuran serangga purba. Ini membuka tabir baru mengenai ekosistem tropis di masa Kapur Awal.
SEMUT NERAKA NAMA YANG BUKAN SEMATA SENSASI
Nama “semut neraka” bukan hanya karena bentuknya yang menyeramkan, namun juga perilakunya. Dalam simulasi komputer, semut ini digambarkan sangat agresif dan tak kenal takut pada mangsa. Bahkan spesimen serupa dari era berikutnya menunjukkan pola perilaku koloni yang kompleks. Ilmuwan meyakini semut neraka ini hidup dalam kelompok kecil dengan pembagian tugas tertentu.
Salah satu hal menarik ialah mekanisme serangan yang sangat cepat dan terkoordinasi. Kemampuan menyerangnya mirip hewan besar yang menggunakan taktik berburu berkelompok. Penamaan spesies Linguamyrmex vladi juga mencerminkan sisi kejam dari cara hidupnya. Nama tersebut diambil dari Vlad Drakula, tokoh legendaris pengisap darah.
Meski tidak menyedot darah secara harfiah, semut ini mengisap cairan tubuh mangsanya. Proses pengisapan dilakukan dengan alat semacam jarum tajam di bagian rahang bawah. Fosil ini menjadi saksi betapa ganasnya alam liar pada masa jutaan tahun silam. Penemuan ini mendorong peneliti mencari fosil semut lain di lokasi serupa.