Pilu 22 Orang Tewas dalam Serangan Udara Israel di Gaza

Advertisement

970x90px

Pilu 22 Orang Tewas dalam Serangan Udara Israel di Gaza

Senin, 19 Mei 2025

 

Pilu 22 Orang Tewas dalam Serangan Udara Israel di Gaza

Serangan udara Israel di Gaza menewaskan 22 orang, termasuk anak-anak dan perempuan, dalam insiden berdarah yang mengguncang wilayah tersebut. Warga setempat berduka sambil berusaha mengidentifikasi korban yang terkubur reruntuhan bangunan permukiman. Ledakan dahsyat itu meninggalkan trauma mendalam bagi para penyintas yang kehilangan tempat tinggal.

 

Konflik Israel-Palestina kembali memanas setelah serangan ini memicu kemarahan dari berbagai pihak internasional. PBB menyerukan gencatan senjata segera, namun belum ada tanda de-eskalasi dari kedua belah pihak. Bantuan kemanusiaan mulai berdatangan meski terhambat kerusakan infrastruktur parah di lokasi kejadian.

 

Keluarga korban mengutuk keras serangan tersebut dan menuntut pertanggungjawaban atas hilangnya nyawa orang tak bersalah. Situasi di Gaza mencekam dengan sirene dan dentuman bom yang terus bergema sepanjang hari. Rumah sakit setempat dilaporkan kewalahan menangani korban luka-luka yang membanjiri fasilitas kesehatan.

 

Pemerintah Palestina mengecam aksi Israel sebagai pelanggaran hukum humaniter internasional. Israel membenarkan serangan sebagai balasan atas serangan roket dari kelompok militan Gaza. Dunia internasional terpecah menyikapi konflik ini dengan dukungan berbeda terhadap kedua pihak.

 

Korban Jiwa Kian Berjatuhan, Dunia Harus Bergerak!

 

Serangan udara menghancurkan Khan Yunis, Jabaliya, Nuseirat dan Gaza Utara dengan korban warga sipil tak bersalah. Sebelas orang tewas seketika di Khan Yunis, sementara keluarga di tenda pengungsian ikut menjadi korban kekejaman. Apakah ini pembelaan diri atau pembantaian sistematis terhadap rakyat terjepit blokade?

 

Pasar Jabaliya berubah menjadi kuburan massal setelah lima orang tewas di tempat seharusnya aman. Tenda pengungsian di Nuseirat meledak dan merenggut nyawa tiga anggota keluarga yang mencari perlindungan. Rumah sakit Indonesia di Beit Lahia tak luput serangan sehingga evakuasi jenazah mustahil dilakukan.

 

Kita tidak bisa diam melihat nyawa warga Gaza terus terancam setiap detiknya. Dunia sibuk berdebat di ruang rapat nyaman sementara Gaza berdarah-darah. Jika serangan dibiarkan, kapan tragedi kemanusiaan ini akan berakhir?

 

Tekanan global harus diperkuat dengan sanksi nyata, bukan sekadar kecaman kosong. Setiap nyawa yang hilang adalah bukti kegagalan diplomasi internasional. Mari bersuara untuk Gaza sebelum lebih banyak keluarga kehilangan orang tercinta.

 

Dampak Kemanusiaan dan Respons Global

 

Krisis kemanusiaan di Gaza semakin parah dengan korban jiwa dari serangan terbaru ini. Anak-anak menjadi kelompok paling rentan yang kehilangan keluarga dan akses pendidikan. Lembaga amal memperingatkan risiko kelaparan dan wabah penyakit akibat terputusnya pasokan vital.

 

Demonstrasi besar terjadi di berbagai negara menuntut penghentian kekerasan terhadap warga sipil. Aktivis HAM mendesak PBB mengambil tindakan nyata bukan sekadar pernyataan kecaman. Namun diplomasi masih terhambat perbedaan kepentingan politik negara-negara besar.

 

Warga Gaza berjuang bertahan dengan sumber daya yang semakin menipis setiap harinya. Relawan lokal bekerja tanpa henti mengevakuasi korban dan mendistribusikan bantuan seadanya. Penderitaan panjang rakyat Palestina terus berlanjut di bawah blokade Israel.

 

Masyarakat internasional harus memilih berdiri di pihak kemanusiaan atau membiarkan pelanggaran HAM. Setiap detik penundaan aksi berarti nyawa tambahan yang terenggut. Gaza butuh solidaritas global sekarang juga sebelum semuanya terlambat.

Video

Video