Rangkaian Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan
Jakarta, 26 Juni 2025 – Masjid Istiqlal kembali menjadi pusat peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H secara kenegaraan. Acara ini bukan hanya seremonial keagamaan, tetapi juga momen reflektif yang menyatukan unsur spiritual, sosial, dan edukatif dalam bingkai kebangsaan.
Sebagai agenda tahunan, peringatan ini mengusung tema-tema aktual yang menyasar generasi muda, kelompok rentan, dan lingkungan, menjadikannya relevan di tengah dinamika kehidupan umat beragama di Indonesia.
Acara diselenggarakan selama dua hari, Kamis 26 Juni dan Jumat 27 Juni 2025, di Masjid Istiqlal, Jakarta. Kegiatan dibuka dengan pembacaan Al-Qur’an (simaan), istighosah, hingga qiyamullail yang berlangsung sejak subuh hingga malam hari.
Pada Kamis malam, acara berlanjut dengan munajat dan doa bersama sebagai bentuk refleksi akhir tahun Hijriyah. Keesokan harinya, Jumat dini hari, jamaah kembali berkumpul untuk qiyamullail lanjutan yang diikuti oleh kajian bertajuk “Peaceful Muharram Bersama Gen-Z” pada pagi harinya.
Kolaborasi Tokoh dan Generasi Muda
Acara kajian pada Jumat pagi melibatkan sejumlah tokoh penting, antara lain Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, tokoh Muhammadiyah Prof. Dr. Abdul Mu’ti, Ustaz Dennis Liem, dan Gus Romzi Ahmad.
Kolaborasi ini mencerminkan sinergi antara ulama, akademisi, dan dai muda yang membahas makna hijrah, perdamaian, serta peran generasi muda dalam membumikan nilai-nilai Islam yang moderat.
Dialog yang dibangun tidak hanya menyentuh aspek keagamaan, tetapi juga mengajak peserta terutama kaum Gen-Z untuk berpikir kritis, inklusif, dan solutif dalam menjawab tantangan zaman.
Inklusi Sosial dan Ekoteologi dalam Bingkai Hijriyah
Peringatan tahun baru Islam ini menjadi bagian dari rangkaian besar program Kementerian Agama bertema “Damai Bersama Manusia dan Alam.”
Agenda-agenda seperti Car Free Day bertema hijrah, peluncuran “1000 Masjid Inklusif,” nikah massal, dan seminar ekoteologi memperkaya makna peringatan 1 Muharram dengan aksi nyata yang menyentuh berbagai lapisan masyarakat.
Inklusi menjadi sorotan utama. Program “1000 Masjid Inklusif” dirancang agar rumah ibadah menjadi ramah bagi penyandang disabilitas, lansia, serta ibu dan anak. Ini mencerminkan nilai-nilai Islam yang mendorong kesetaraan dan keadilan sosial dalam praktik kehidupan beragama.
Seminar ekoteologi juga mempertegas tanggung jawab umat Islam dalam menjaga lingkungan sebagai bagian dari amanah keimanan. Dalam konteks perubahan iklim global, pendekatan ekoteologis ini memperluas horizon dakwah Islam dari spiritualitas menuju aksi ekologis.
Hari Libur Nasional dan Resonansi Spiritual
Pemerintah menetapkan 1 Muharram 1447 H sebagai hari libur nasional, yang jatuh pada Jumat, 27 Juni 2025. Penetapan ini menegaskan pentingnya momen Hijriyah sebagai refleksi spiritual sekaligus sejarah hijrah Nabi Muhammad SAW sebagai tonggak peradaban Islam.
Libur nasional ini memberi ruang bagi masyarakat untuk mengikuti peringatan secara lebih khusyuk dan menyeluruh, baik di masjid maupun melalui siaran media.
Masjid Istiqlal sebagai Pusat Transformasi Nilai
Lebih dari sekadar tempat ibadah, Masjid Istiqlal menunjukkan perannya sebagai pusat transformasi sosial dan spiritual. Dari lantunan Al-Qur’an hingga diskusi strategis dengan Gen-Z, Istiqlal memantapkan diri sebagai simbol moderasi beragama dan pusat penguatan nilai-nilai keislaman yang progresif.
Melalui kolaborasi lintas generasi, program inklusi sosial, dan pendekatan ekoteologis, peringatan 1 Muharram 1447 H menjadi penanda bahwa hijrah bukan hanya sejarah, melainkan juga gerakan menuju masyarakat yang adil, ramah, dan berkelanjutan.