Elon Musk Semakin Dekat Jadi Triliuner Pertama Dunia

Advertisement

970x90px

Elon Musk Semakin Dekat Jadi Triliuner Pertama Dunia

Rabu, 10 September 2025

 

Elon Musk Semakin Dekat Jadi Triliuner Pertama Dunia

Ambisi Menuju Kekayaan USD 1 Triliun

Elon Musk kembali menempati pusat perhatian global dengan potensi pencapaian finansial terbesar dalam sejarah modern. Ia berpeluang menjadi individu pertama yang memiliki kekayaan bersih menyentuh USD 1 triliun. 

Proyeksi ini muncul seiring paket kompensasi baru Tesla yang dapat memberinya tambahan 423,7 juta lembar saham. Namun, target itu tidak datang tanpa syarat. Tesla harus mampu meningkatkan valuasi perusahaan hingga USD 8,5 triliun. 

Angka tersebut jauh di atas kapitalisasi pasar saat ini yang masih berada di kisaran USD 1,1 triliun. Artinya, perusahaan harus mencetak pertumbuhan nilai pasar yang sangat ambisius dalam beberapa tahun ke depan.

Jika skenario itu tercapai, Tesla akan menjadi perusahaan paling bernilai sepanjang sejarah. Kapitalisasi ini bahkan melampaui nilai gabungan perusahaan teknologi terbesar dunia. Posisi tersebut juga akan menjadikan Tesla dua kali lebih berharga dibanding Nvidia saat ini.

Tesla dan Posisi di Pasar Otomotif


Tesla telah lama menduduki posisi sebagai produsen mobil paling bernilai secara global. Hal ini terjadi meskipun volume penjualan kendaraan Tesla masih jauh lebih kecil dibanding Toyota, produsen mobil terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar. 

Perbedaan ini menunjukkan bahwa pasar menilai Tesla lebih sebagai perusahaan teknologi daripada sekadar pembuat mobil listrik. Toyota saat ini mampu menghasilkan laba lebih besar dengan jumlah penjualan mobil yang jauh lebih banyak. 

Namun, Tesla tetap unggul dalam hal persepsi pasar, terutama karena inovasi dan peran pentingnya dalam transisi energi global. Investor percaya bahwa perusahaan ini bukan hanya tentang kendaraan, melainkan juga ekosistem energi berkelanjutan.

Keunggulan inilah yang membuat Tesla menjadi ikon perusahaan masa depan. Nilai perusahaannya tidak hanya mencerminkan produk yang ada sekarang, melainkan juga ekspektasi terhadap pengembangan teknologi yang lebih luas. Dari baterai energi hingga kecerdasan buatan, Tesla menempatkan dirinya di pusat transformasi industri.

Kekayaan Musk dan Sumber Pendapatan


Saat ini Musk memiliki sekitar 410 juta lembar saham Tesla. Dengan harga pasar terbaru, nilai kepemilikannya mencapai USD 139 miliar. Selain saham Tesla, ia juga memiliki kepemilikan signifikan di SpaceX, xAI, serta berbagai perusahaan lain yang ia dirikan dan kembangkan. Hal ini menjadikannya orang terkaya di dunia saat ini. 

Menurut Bloomberg, kekayaan bersih Musk saat ini mencapai USD 378 miliar. Jumlah ini sudah menempatkannya jauh di atas pesaing terdekat dalam daftar orang terkaya global. Posisi tersebut menunjukkan dominasi finansial yang berakar pada portofolio bisnis berteknologi tinggi yang dimilikinya.

Meski begitu, kekayaannya tidak hanya bergantung pada satu perusahaan. Diversifikasi aset melalui SpaceX, xAI, dan proyek teknologi lainnya memperkuat posisinya. Hal ini memastikan bahwa meski ada fluktuasi pada saham Tesla, nila kekayaan Musk tetap bertahan di level tertinggi dunia.

Kontroversi Opsi Saham dan Regulasi


Musk sebelumnya sempat memiliki opsi untuk membeli tambahan 304 juta lembar saham Tesla. Paket kompensasi ini berasal dari kesepakatan tahun 2018. Namun, pengadilan di Delaware membatalkan kesepakatan tersebut dengan alasan prosedural dan hukum yang dianggap tidak sah.

Keputusan itu muncul meskipun mayoritas pemegang saham Tesla menyetujui paket kompensasi tersebut. Bahkan, persetujuan diberikan melalui pemungutan suara sebanyak dua kali. Kondisi ini menimbulkan perdebatan panjang mengenai legalitas dan transparansi dalam pemberian opsi saham.

Pada tahun ini, perusahaan kembali mencoba memberikan opsi saham kepada Musk. Dengan tambahan ini, kepemilikannya bisa meningkat hingga mencapai 18 persen saham Tesla. Jika disahkan, opsi ini dapat memperkuat posisinya sebagai figur dominan dalam perusahaan yang ia bangun.

Video

Video