Kepemimpinan Timnas Indonesia di Balik Layar
Dalam dinamika sepak bola nasional, posisi manajer kerap dianggap sebagai otoritas tertinggi dalam mengatur tim. Namun, menurut Andre Rosiade, anggota DPR RI sekaligus penasihat Semen Padang FC, kenyataannya tidak sesederhana itu di tubuh Timnas Indonesia.
Ia menegaskan bahwa kendali penuh Timnas tidak sepenuhnya berada di tangan Sumardji, yang saat ini menjabat sebagai Manajer sekaligus Ketua Badan Tim Nasional (BTN). Andre menyebut adanya dua sosok berinisial “S” yang memiliki pengaruh lebih besar dibandingkan Sumardji, terutama dalam urusan pemain naturalisasi dan pengambilan keputusan strategis.
Salah satu dari dua sosok tersebut bahkan dikabarkan berasal dari Maroko, sementara satu lainnya adalah perempuan berkewarganegaraan Indonesia. Pernyataan Andre membuka perdebatan baru mengenai transparansi manajemen Timnas, terutama dalam hal siapa sebenarnya pengambil keputusan di balik berbagai kebijakan penting yang terjadi akhir-akhir ini.
“Dua S” dan Peran Mereka dalam Keputusan Timnas
Andre Rosiade mengklaim bahwa dua sosok ini memiliki otoritas lebih besar daripada struktur formal yang terlihat. Dalam penjelasannya, ia menyebut bahwa informasi tersebut diperolehnya langsung dari pihak internal PSSI. “Masyarakat hanya mengenal Sumardji, tapi bukan dia yang menjadi pengendali utama.
Ada dua S yang menjalankan peran penting di balik layar,” ujarnya. Kedua sosok tersebut, menurut Andre, memiliki pengaruh signifikan dalam menentukan kebijakan teknis dan non-teknis, termasuk seleksi pemain dan kegiatan yang dilakukan oleh para pemain naturalisasi.
Dominasi ini, katanya, membuat posisi manajer lebih terlihat sebagai simbol administratif daripada pemegang keputusan nyata. Situasi ini menimbulkan pertanyaan besar tentang sistem hierarki dalam tubuh Timnas Indonesia. Apakah otoritas manajerial saat ini hanya sebatas formalitas, atau justru ada kekuatan tersembunyi yang bekerja di luar struktur resmi federasi?
Kontroversi Podcast Pemain dan Izin yang Dipertanyakan
Kasus terbaru yang disorot Andre adalah munculnya podcast dua pemain Timnas Indonesia, Jay Idzes dan Maarten Paes, di tengah berlangsungnya Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026. Aktivitas tersebut menuai kritik karena dianggap tidak tepat dilakukan pada masa persiapan pertandingan.
Andre menyebut bahwa kegiatan podcast tersebut berjalan atas izin dari dua sosok “S” yang disebutnya memegang kendali, bukan dari Sumardji. Bahkan, menurutnya, manajer tim tidak mengetahui adanya izin tersebut hingga konten itu menjadi viral di publik.
“Podcast itu dilakukan sebelum pertandingan melawan Irak, dan berlangsung atas restu dua S, bukan dari Pak Sumardji,” ungkap Andre. Kejadian ini menjadi contoh konkret tentang bagaimana pengaruh dua sosok misterius itu mampu memengaruhi aktivitas pemain dan agenda tim tanpa sepengetahuan otoritas resmi yang seharusnya bertanggung jawab secara langsung.
Reaksi Sumardji dan Isu Transparansi di Tubuh Timnas
Menanggapi pernyataan Andre, Sumardji memilih untuk tidak memberikan komentar. Jawaban singkat “no comment” darinya justru menambah spekulasi publik tentang benar tidaknya pengaruh dua sosok misterius yang dimaksud.
Diamnya Sumardji dianggap sebagian pihak sebagai bentuk kehati-hatian agar isu ini tidak semakin melebar. Dalam konteks profesional, sikap ini bisa dimaklumi. Namun, di sisi lain, publik berharap adanya klarifikasi yang lebih terbuka dari pihak PSSI untuk menjaga kepercayaan terhadap manajemen Timnas Indonesia.
Tanpa transparansi, rumor semacam ini dapat melemahkan moral tim dan menciptakan ketidakpastian dalam struktur organisasi. Sebagai institusi besar, PSSI seharusnya menegaskan kembali garis komando dan peran resmi setiap individu agar kejelasan otoritas dapat dijaga.
Dengan begitu, dinamika internal Timnas tidak lagi menjadi bahan spekulasi publik, melainkan cerminan profesionalisme yang terstruktur dan terbuka.