Babak Baru Industri MICE di Sumba Timur
Sumba Timur kini memasuki fase strategis dalam pengembangan sektor Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions (MICE) dengan beroperasinya Myze Hotel Waingapu sebagai hotel berbintang yang memenuhi standar internasional.
Kehadiran properti ini menandai kesiapan kabupaten tersebut untuk bersaing dengan pusat MICE lain di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Secara geografis dan budaya, Sumba Timur memiliki potensi besar yang selama ini belum dikelola maksimal dalam konteks penyelenggaraan event skala besar.
Infrastruktur yang terus berkembang menjadi indikator kesiapan destinasi untuk melayani arus wisatawan sekaligus pelaku industri. Myze Hotel Waingapu menjadi katalis baru yang menjembatani kebutuhan ruang pertemuan modern dengan kekayaan destinasi lokal.
Wakil Bupati Sumba Timur, Yonathan Hani, menegaskan bahwa kehadiran hotel ini menjadi penanda bahwa daerahnya tidak lagi sekadar penonton dalam industri MICE. Menurutnya, Myze Hotel telah membuka pintu bagi Sumba Timur untuk menerima tamu dari dalam maupun luar negeri secara lebih profesional dan terstruktur.
Myze Hotel sebagai Penggerak Aktivitas Korporasi dan Pemerintahan
Keberadaan hotel berbintang dengan fasilitas yang memenuhi standar internasional menjadi elemen penting dalam menarik investor dan penyelenggara acara. Hingga kini, event MICE di NTT lebih terpusat di Kupang dan Manggarai Barat yang memiliki kapasitas hunian lebih besar.
Namun, Myze Hotel Waingapu menghadirkan opsi destinasi baru yang layak dipertimbangkan oleh pelaku industri. Yonathan Hani menyebut bahwa Sumba Timur kini menjadi kabupaten ketiga di NTT yang mendeklarasikan kesiapan menggelar event berskala nasional hingga global.
Pernyataan ini bukan sekadar optimisme, melainkan refleksi perkembangan nyata dari ketersediaan fasilitas dan kesiapan layanan. Dengan tambahan kapasitas kamar dan ruang acara, Sumba Timur menjadi lebih kompetitif dalam peta MICE Indonesia.
Dari perspektif seorang ahli, kesiapan ini juga dipengaruhi oleh meningkatnya minat pasar terhadap destinasi unik yang menawarkan keseimbangan antara bisnis dan rekreasi. Sumba, dengan panorama alam yang ikonik, menjadi nilai tambah bagi penyelenggara MICE yang ingin memberikan pengalaman berbeda bagi peserta.
Strategi Bisnis Myze Hotel: Fokus pada Segmen MICE dan Wisata Domestik
Manajemen Myze Hotel Waingapu menargetkan bahwa 40% pendapatan mereka akan bersumber dari aktivitas MICE. Direktur Operasional Artotel Group, Daniel Sunu Prasetyo, mengungkapkan bahwa kebijakan fiskal dari Kementerian Keuangan ikut memberikan optimisme terhadap perputaran anggaran untuk kegiatan pemerintahan maupun korporasi.
Segmen MICE menjadi pilar utama strategi bisnis hotel, disusul oleh inbound market dengan kontribusi sekitar 30%. Pengunjung dari Bali dan berbagai wilayah lain diproyeksikan meningkat seiring dengan konektivitas lintas daerah dan perkembangan industri pariwisata Sumba Timur.
Fasilitas modern dan pendekatan layanan khas Artotel Group memperkuat daya tarik pasar tersebut. Sementara itu, pasar domestik juga menunjukkan performa kuat sejak pembukaan hotel. Antusiasme masyarakat lokal terhadap staycation terbukti dari tingkat okupansi akhir pekan yang kerap penuh.
Dengan strategi pemasaran digital yang agresif, manajemen yakin bahwa kunjungan dari kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya akan terus bertambah.
