Percepatan Pemulihan Pasca Banjir di Aceh
Kementerian Kehutanan terus mengintensifkan penanganan tumpukan kayu dan lumpur akibat banjir di Aceh. Langkah ini dilakukan secara terpadu bersama TNI, Polri, BNPB, Kementerian PUPR, mitra, dan masyarakat lokal.
Upaya tersebut bertujuan untuk memulihkan akses masyarakat dan aktivitas di fasilitas umum.Menurut Kepala BBTNGL, Subhan, prioritas utama adalah membuka akses jalan, membersihkan rumah warga, serta memastikan lingkungan aman pascabanjir.
Personel dan peralatan dikerahkan secara maksimal untuk mempercepat proses pembersihan. Fokus utama kegiatan adalah pemulihan fasilitas pendidikan, permukiman, dan area publik yang terdampak.
Di Aceh Tamiang, pembersihan di Pesantren Darul Mukhlisin melibatkan ratusan personel gabungan dari berbagai instansi. Hingga 22 Desember 2025, progres pembersihan telah mencapai sekitar 30 persen. Pekerjaan bahkan berlangsung hingga malam hari agar proses penanganan berjalan lebih cepat.
Strategi Penanganan di Aceh Utara
Di Kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara, tim gabungan fokus membuka akses jalan menuju permukiman warga. Hingga saat ini, jalan yang berhasil dibersihkan mencapai satu kilometer. Langkah ini penting untuk mendukung mobilitas warga dan akses darurat pascabanjir.
Selain itu, pembersihan juga dilakukan di SD Negeri 12 Langkahan. Tujuannya untuk memastikan proses belajar mengajar dapat kembali berjalan normal secepat mungkin. Tim Kemenhut, TNI, dan masyarakat bekerja sama untuk membersihkan fasilitas pendidikan dan area sekitarnya dari sisa lumpur dan kayu terbawa banjir.
Pemindahan kayu dan material banjir direncanakan dilakukan secara sistematis. Material akan ditarik ke lokasi penumpukan sementara yang telah ditetapkan pemerintah daerah. Proses ini bertujuan agar pemulihan wilayah terdampak dapat dilakukan lebih cepat dan tertata.
Upaya Pemulihan Lingkungan di Sumatera Utara
Di Sumatera Utara, kegiatan pembersihan difokuskan di Desa Aek Ngadol, Garoga, dan Huta Godang. Tim gabungan Kemenhut dan TNI membersihkan tumpukan kayu, lumpur, serta bahu jalan lintas desa. Pembersihan ini juga mencakup rumah warga dan fasilitas umum yang terdampak banjir.
Untuk mencegah dampak lanjutan, tim membuat parit penampungan lumpur cair. Langkah ini penting agar air hujan tidak kembali menggenangi rumah warga yang telah dibersihkan. Kegiatan dilakukan secara bertahap berdasarkan rencana kerja harian di lapangan untuk memastikan hasil maksimal.
Kepala BBKSDA Sumatera Utara, Novita Kusuma Wardani, menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor. Kemenhut berkomitmen hadir hingga kondisi lingkungan dan kehidupan masyarakat benar-benar pulih. Koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan memastikan proses pemulihan berjalan cepat dan efektif.
