Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, menegaskan bahwa operasional bank tetap berjalan normal meski kini berada di bawah Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Dalam konferensi pers virtual pada Rabu (30/4/2025).
Hery menyatakan bahwa nasabah tetap dapat menikmati layanan terbaik dari BRI tanpa gangguan. Ia menambahkan bahwa perubahan ini justru memberikan fleksibilitas lebih dalam pengelolaan bisnis, meningkatkan daya saing global, dan mempersiapkan BRI menghadapi tantangan pasar yang semakin kompleks.
Hery juga menyampaikan keyakinannya bahwa Danantara akan dikelola secara profesional, membawa manfaat tidak hanya bagi BRI, tetapi juga untuk BUMN, negara, dan masyarakat luas. Struktur organisasi Danantara yang berlapis, dengan Dewan Pengawas hingga komite etik, diyakini akan mendukung pengelolaan yang transparan dan akuntabel.
Sebagai informasi, Danantara merupakan lembaga pengelola investasi negara yang diluncurkan pada 24 Februari 2025. Lembaga ini mengelola aset negara dengan total nilai mencapai US$980 miliar atau sekitar Rp15.400 triliun. BRI menjadi salah satu dari tujuh BUMN yang berada di bawah naungan Danantara, bersama Bank Mandiri, BNI, Pertamina, PLN, Telkom, dan MIND ID.
Layanan Digital BRI Siap Layani Nasabah Selama Libur Lebaran
BRI terus mengembangkan layanan digital untuk memenuhi kebutuhan nasabah di era modern. Selama libur Lebaran 2025, BRI menyediakan layanan digital seperti BRImo, Internet Banking, dan ATM yang beroperasi 24 jam. BRI juga mengoperasikan 104 Kantor Cabang Layanan Terbatas dan program Weekend Banking untuk memastikan kenyamanan transaksi nasabah.
Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, menyatakan bahwa layanan operasional selama periode libur ini merupakan bagian dari komitmen BRI dalam mendukung kelancaran transaksi keuangan masyarakat. Layanan ini mencakup pembukaan rekening, setoran dan penarikan tunai, layanan kartu debit, registrasi e-banking, serta setoran penerimaan negara dan pajak.
BRI juga mencatat pertumbuhan signifikan dalam jaringan AgenBRILink, yang mencapai 1,2 juta agen pada akhir Maret 2025. Jaringan ini telah melayani lebih dari 67 ribu desa dan menjangkau lebih dari 88 persen wilayah Indonesia. Dengan volume transaksi sebesar Rp423 triliun sepanjang triwulan I 2025, AgenBRILink menjadi salah satu pilar penting dalam strategi inklusi keuangan BRI.
Strategi BRI Hadapi Tantangan Ekonomi dan Perkuat Kinerja
Direktur Utama BRI, Sunarso, mengungkapkan bahwa pihaknya menargetkan pertumbuhan kredit pada kisaran 7%-9% di tahun 2025. Selain itu, margin bunga bersih (NIM) diproyeksikan berada pada rentang 7,3%-7,7%. Untuk menjaga kualitas kredit, terutama dalam segmen UMKM, BRI menetapkan cost of credit pada kisaran 3% hingga 3,2%.
Sunarso juga menyoroti tantangan likuiditas yang masih ketat di tahun 2025. Namun, BRI berkomitmen untuk tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menghadapi tantangan perekonomian, baik di lingkup domestik maupun global. Dengan strategi yang tepat, BRI optimis dapat mencapai target kinerja yang telah ditetapkan.
Sebagai bagian dari strategi perusahaan, BRI juga merencanakan pembelian kembali atau buyback saham sebesar Rp3 triliun. Langkah ini diambil untuk meningkatkan nilai pemegang saham dan mendukung program kepemilikan saham bagi karyawan. Buyback akan dilakukan melalui Bursa Efek maupun di luar Bursa Efek, baik secara bertahap maupun sekaligus, dan diselesaikan paling lama 12 bulan setelah tanggal RUPST.