Jorge Mario Bergoglio lahir di Buenos Aires, Argentina, pada 17 Desember 1936 dari keluarga imigran Italia. Ayahnya seorang pekerja kereta api, sedangkan ibunya ibu rumah tangga penuh kasih. Kehidupan keluarganya sederhana, penuh disiplin, dan menjunjung tinggi nilai kekeluargaan.
Lingkungan tempat tinggalnya di Flores penuh keberagaman budaya, agama, dan kondisi sosial ekonomi. Dalam suasana itu, Jorge kecil belajar menghargai perbedaan dan hidup berdampingan damai. Ia tumbuh sebagai anak yang tekun, bersahabat, dan sangat dekat dengan orang tuanya.
Kebiasaan ibunya membacakan kitab suci menjadi titik awal kesadarannya akan spiritualitas. Jorge kecil juga aktif membantu di dapur dan merawat saudaranya yang sakit. Dari rutinitas itu, ia menyerap pentingnya pelayanan dan kasih kepada sesama, nilai yang kelak melekat kuat.
PENDIDIKAN DAN PENGARUH KELUARGA MEMBENTUK KEPEDULIAN SOSIAL SEJAK USIA DINI
Pendidikan Jorge berlangsung di sekolah-sekolah Katolik yang menanamkan kedisiplinan dan nilai-nilai moral. Ia dikenal sebagai murid cerdas, rendah hati, dan sangat menghormati guru-gurunya. Semangat belajar dan ingin tahu membuatnya cepat memahami pelajaran dan situasi sosial sekitarnya.
Di rumah, diskusi keluarga tentang nilai-nilai hidup selalu menjadi bagian dari makan malam. Sang ayah sering berbicara tentang keadilan sosial dan kerja keras sebagai jalan hidup. Ibunya tak henti menanamkan pentingnya kasih, kesederhanaan, dan doa dalam keseharian.
Keteladanan kedua orang tuanya menjadi fondasi pembentukan karakter Jorge kecil. Ia belajar tentang integritas dari sikap ayahnya yang jujur dan bertanggung jawab. Dari ibunya, ia menyerap kelembutan hati yang tetap tegas dalam prinsip dan iman.
KESENANGAN SEDERHANA DAN KEDEKATAN DENGAN MASYARAKAT MENGASAH EMPATI
Sebagai anak laki-laki, Jorge kecil gemar bermain sepak bola di lapangan dekat rumahnya. Ia selalu bermain bersama teman-teman dari berbagai latar belakang tanpa memandang status sosial. Dari pergaulan itulah, empatinya tumbuh melalui kebersamaan dan kesetaraan.
Ia juga sering menemani ibunya mengunjungi tetangga yang sakit atau membutuhkan bantuan. Dalam kunjungan-kunjungan itu, ia melihat penderitaan manusia dari jarak sangat dekat. Kegiatan sosial tersebut menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya kehadiran untuk sesama.
Meski masa kecilnya tidak bergelimang kemewahan, Jorge merasa hidupnya sangat kaya secara spiritual. Pengalaman kecil seperti berbagi roti atau membantu membersihkan rumah memberi makna mendalam. Kebahagiaan ditemukan dalam hal sederhana yang menumbuhkan rasa syukur.
PERJALANAN ROHANI YANG BERAKAR DARI KEDALAMAN HATI SEJAK KECIL
Jorge mulai tertarik pada dunia rohani sejak masa remajanya melalui keterlibatan di gereja lokal. Ia sempat bercita-cita menjadi teknisi kimia, namun panggilan jiwanya menuju jalan berbeda. Sebuah pengalaman sakit parah menjadi titik balik kesadarannya akan makna hidup.
Saat dirawat di rumah sakit karena infeksi paru-paru, Jorge merenungkan banyak hal dalam keheningan. Doa menjadi pelipur lara dan penguat batin yang tak tergantikan saat itu. Ia merasa Tuhan hadir dalam kesendiriannya dan memberinya kekuatan luar biasa.
Dari pengalaman spiritual itu, ia memutuskan mengikuti jejak Yesus secara total dalam hidupnya. Ia masuk seminari dan memperdalam studi teologi, filsafat, dan spiritualitas. Perjalanannya sebagai rohaniwan diawali dengan semangat pelayanan, bukan kekuasaan.
KARAKTER KEPEMIMPINAN YANG TUMBUH DARI AKAR KESAHJAAN DAN KASIH
Jiwa kepemimpinan Jorge tumbuh dari pembiasaan melayani, mendengarkan, dan menghargai yang lemah. Ia tak pernah memosisikan diri lebih tinggi dari orang lain, bahkan setelah menjadi imam. Kepemimpinannya berangkat dari akar yang sangat membumi dan dekat.
Sebagai imam muda, ia dikenal murah senyum, penyabar, dan gemar berjalan kaki mengunjungi umatnya. Gaya hidup yang hemat, penuh doa, dan tidak mencari perhatian menjadi ciri khasnya sejak awal. Keputusannya menolak mobil mewah dan tinggal di apartemen kecil adalah bukti nyata.
Ketika akhirnya diangkat menjadi Paus Fransiskus, dunia menyaksikan seorang pemimpin dengan roh pelayanan. Kepemimpinannya adalah lanjutan dari nilai-nilai masa kecil yang tertanam dalam kehidupan sehari-hari. Dari Buenos Aires yang sederhana lahir seorang pemimpin spiritual dunia.