Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Eddie Nalapraya dikabarkan meninggal dunia pada usia yang ke-93 tahun setelah lama berjuang melawan penyakit. Keluarga mengonfirmasi kabar duka tersebut melalui pernyataan resmi yang disampaikan kepada media hari ini. Eddie Nalapraya dikenal sebagai sosok yang berpengaruh dalam pembangunan ibu kota pada era 1980-an.
Karir politik Eddie Nalapraya dimulai ketika ia dipercaya mendampingi Wiyogo Atmodarminto sebagai wakil gubernur pada periode 1984-1987. Selama masa jabatannya, ia aktif mendorong program pemekaran wilayah dan peningkatan infrastruktur Jakarta. Banyak kebijakannya yang masih dirasakan manfaatnya hingga saat ini oleh warga ibu kota.
Figur Eddie Nalapraya juga diingat sebagai politisi yang rendah hati dan dekat dengan masyarakat. Ia sering turun langsung meninjau proyek-proyek pembangunan tanpa pengawalan ketat. Sifatnya yang merakyat membuatnya disukai oleh berbagai kalangan, dari pejabat hingga rakyat biasa.
Kabar meninggalnya Eddie Nalapraya langsung menyebar luas di kalangan politisi dan masyarakat Jakarta. Banyak tokoh nasional yang menyampaikan belasungkawa melalui media sosial dan pesan pribadi. Keluarga besar Eddie Nalapraya menyatakan bahwa jenazah akan dimakamkan secara khidmat sesuai protokol kesehatan.
Menteri Pramono Anung dan Rano Karno Kenang Kehangatan Terakhir Bersama Eddie Nalapraya
Menteri Sekretaris Negara Pramono Anung menyampaikan kenangan terakhirnya bersama mendiang Eddie Nalapraya dua bulan sebelum wafat. "Saya dua bulan lalu bersama Bang Doel diterima beliau di kediamannya di Puncak," ujar Pramono Anung yang akrab disapa Pram. Ia menggambarkan pertemuan itu penuh kehangatan, harapan, dan silaturahmi yang mendalam. Pram bersaksi bahwa almarhum adalah sosok yang sangat baik dan berjasa besar bagi bangsa.
"Almarhum Bapak Eddie Nalapraya sungguh sangat baik, berjasa bagi bangsa dan negara, berjasa bagi Jakarta," lanjut Pram dengan suara bergetar. Ia juga menyoroti kontribusi Eddie dalam membawa pencak silat Indonesia ke kancah dunia. Usai salat jenazah, Pram mengajak semua pihak mendoakan almarhum. "Mari kita sama-sama berdoa untuk pintu surga baginya," imbuhnya penuh haru.
Eddie Marzuki Nalapraya menghembuskan napas terakhir pada pukul 09.50 WIB di RS Pondok Indah, Jakarta Selatan. Mantan Wagub DKI Jakarta periode 1984-1987 ini wafat dalam usia 93 tahun. Selama menjabat, Eddie mendampingi Gubernur R Soeprapto dengan berbagai terobosan pembangunan. Selain di dunia politik, dia juga dikenal sebagai Ketum IPSI yang dijuluki Bapak Pencak Silat Dunia.
Jenazah Eddie Nalapraya rencananya akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. Pemakaman ini menjadi bentuk penghormatan terakhir negara atas jasa-jasanya. Keluarga besar almarhum menyampaikan terima kasih atas segala bentuk dukungan dan doa yang mengalir.
Warisan dan Jejak Eddie Nalapraya dalam Pembangunan Jakarta
Eddie Nalapraya meninggalkan banyak warisan penting bagi pembangunan Jakarta, terutama dalam hal tata kota dan pemerataan ekonomi. Ia adalah salah satu penggagas awal program penghijauan dan normalisasi sungai di ibu kota. Gagasannya tentang transportasi massal juga menjadi cikal bakal sistem transit modern saat ini.
Sumbangsih Eddie Nalapraya di dunia olahraga patut mendapat catatan khusus. Sebagai Ketum IPSI, ia berhasil mempopulerkan pencak silat hingga diakui UNESCO. Prestasi ini melengkapi jasanya di bidang pembangunan ibu kota selama menjadi wagub.
Warisan terbesar Eddie adalah integritasnya yang tak tergoyahkan di dunia politik. Baik Pramono Anung maupun Rano Karno mengakui keteladanan ini. "Beliau buktikan bahwa politik bisa dijalani dengan bersih dan penuh dedikasi," tegas Pram.
Kini seluruh rakyat Jakarta berduka atas kepergian sang pemimpin bijak. Mulai dari pejabat tinggi hingga masyarakat biasa berbondong-bondong memberikan penghormatan terakhir. Eddie Nalapraya meninggalkan jejak yang tak akan pernah terlupakan dalam sejarah ibu kota.