Harga Saham Chengdu Naik 40% dalam Beberapa Hari, Didorong Penggunaan J-10C China oleh Pakistan

Advertisement

970x90px

Harga Saham Chengdu Naik 40% dalam Beberapa Hari, Didorong Penggunaan J-10C China oleh Pakistan

Senin, 12 Mei 2025

 

Harga Saham Chengdu Naik 40% dalam Beberapa Hari

Pasar saham di Chengdu diguncang kenaikan fantastis mencapai 40% hanya dalam beberapa hari terakhir. Lonjakan ini dipicu oleh kabar bahwa Pakistan resmi mengadopsi jet tempur J-10C buatan China. Investor bereaksi cepat dengan memborong saham perusahaan terkait industri pertahanan. Analis menyebut ini sebagai efek kepercayaan pasar terhadap ekspor alutsista China.

 

Kinerja saham Chengdu Automation Group langsung meroket, mencetak rekor tertinggi dalam lima tahun terakhir. Pemerintah China juga dikabarkan akan meningkatkan anggaran riset pertahanan. Pakistan menjadi negara pertama di Asia Selatan yang menggunakan J-10C, menggeser dominasi pesawat Barat. Langkah ini memperkuat posisi China sebagai eksportir senjata utama.

 

Para pakar memprediksi kenaikan saham masih akan berlanjut seiring rencana ekspor lebih banyak jet tempur. Negara-negara Timur Tengah dan Afrika mulai menunjukkan minat terhadap J-10C. Harga saham perusahaan komponen pendukung seperti AVIC juga ikut terdongkrak signifikan. Ini membuktikan betapa strategisnya industri pertahanan bagi perekonomian China.

 

Pemerintah Beijing diyakini akan terus mendorong ekspor militer untuk memperluas pengaruh geopolitik. Kesepakatan dengan Pakistan menjadi bukti nyata kemampuan China bersaing di pasar global. Jika tren ini berlanjut, Chengdu bisa menjadi salah satu kawasan industri pertahanan terkuat di Asia. Investor disarankan tetap memantau perkembangan kebijakan ekspor alutsista China.

 

J-10C: Senjata Andalan yang Mengubah Pasar Saham

 

Jet tempur J-10C buatan Chengdu Aerospace Corporation menjadi sorotan setelah sukses diuji oleh Angkatan Udara Pakistan. Pesawat ini disebut-sebut setara dengan F-16 versi terbaru buatan Amerika Serikat. Keberhasilannya menarik minat banyak negara berkembang yang ingin modernisasi militer. Hal ini langsung berdampak pada nilai saham perusahaan induknya.

 

Dalam laporan resmi, Pakistan memesan 25 unit J-10C dengan opsi tambahan 50 unit dalam lima tahun. Nilai kontrak ini diperkirakan mencapai miliaran dolar, menguntungkan seluruh rantai pasok. Saham perusahaan elektronik pertahanan seperti CETC juga ikut naik lebih dari 20%. China membuktikan diri sebagai pemain kunci di industri pertahanan global.

 

Keunggulan J-10C terletak pada teknologi radar canggih dan kemampuan siluman yang ditingkatkan. Pakistan memilih jet ini setelah lama bergantung pada pesawat Amerika dan Prancis. Keputusan Islamabad menjadi pukulan telak bagi eksportir senjata tradisional seperti Lockheed Martin. Bursa saham di Chengdu pun terus memanas seiring optimisme pasar.

 

Para trader kini memantau setiap perkembangan uji coba J-10C di Pakistan. Jika performanya memuaskan, permintaan dari negara lain dipastikan akan meledak. China berpeluang menggeser dominasi Rusia dan AS di pasar jet tempur kelas menengah. Saham-saham sektor pertahanan diperkirakan masih akan mencetak rekor baru dalam waktu dekat.

 

Dampak Geopolitik: China Makin Kuat di Panggung Global

 

Kesepakatan militer antara China dan Pakistan tidak hanya berdampak pada pasar saham, tetapi juga peta kekuatan global. AS dan sekutunya mulai waspada dengan ekspansi pengaruh Beijing melalui penjualan senjata. Jet J-10C menjadi simbol kebangkitan industri pertahanan China yang semakin kompetitif. Negara-negara non-blok kini punya alternatif baru.

 

Pakistan, sekutu tradisional AS, justru beralih ke China untuk memodernisasi angkatan udaranya. Langkah ini memicu spekulasi tentang pergeseran aliansi strategis di kawasan Asia Selatan. Saham perusahaan China yang terkait dengan proyek J-10C terus meroket tanpa tanda-tanda melambat. Investor yakin ini baru awal dari dominasi China.

 

Selain Pakistan, negara seperti Iran, Myanmar, dan Algeria dilaporkan tertarik membeli J-10C. Harga yang lebih terjangkau dibanding pesawat Barat menjadi daya tarik utama. Jika semakin banyak negara memilih jet buatan China, neraca perdagangan global bisa berubah drastis. Saham Chengdu diprediksi akan terus menjadi primadona di bursa Asia.

 

Pemerintah China kini fokus mempromosikan J-10C sebagai produk unggulan dalam pameran pertahanan internasional. Mereka ingin membuktikan bahwa teknologi militer China tidak kalah dari Barat. Dengan dukungan kebijakan yang jelas, industri pertahanan China siap mencatatkan pertumbuhan ekspor yang lebih besar lagi di masa depan.

 

 

Video

Video