Karyawan Angkat Bicara Terkait Isu Minyak Goreng Ayam Goreng Widuran yang Diduga Tak Halal

Advertisement

Karyawan Angkat Bicara Terkait Isu Minyak Goreng Ayam Goreng Widuran yang Diduga Tak Halal

Minggu, 25 Mei 2025

 

Ayam Goreng Widuran yang Diduga Tak Halal

Viralnya kabar mengenai minyak goreng Ayam Goreng Widuran mendapat perhatian warganet di berbagai platform. Dalam video yang tersebar luas, disebutkan restoran ini menggunakan minyak goreng yang nonhalal. Salah satu pegawai angkat bicara, membantah tuduhan tersebut dan menyampaikan fakta dari dapur internal. Ia menegaskan bahwa setiap bahan yang digunakan telah melewati proses pengecekan oleh manajemen restoran.

 

Pernyataan ini disampaikan dalam wawancara yang terekam dan tersebar melalui media sosial serta pesan instan. Pegawai menyebutkan bahwa pemasok minyak memiliki sertifikat dan label halal dari otoritas terpercaya. Ia juga menunjukkan bukti foto galon minyak yang digunakan sebagai bentuk klarifikasi kepada publik. Meski begitu, perdebatan netizen terus berlangsung di kolom komentar berbagai akun media sosial viral.

 

Respons publik terbagi antara percaya klarifikasi dan masih merasa ragu atas kehalalan produk restoran. Sebagian besar komentar mempertanyakan proses pemisahan alat masak dan jenis minyak yang dipakai. Pihak restoran diminta terbuka, mengizinkan audit pihak ketiga untuk menjaga kepercayaan pelanggan. Sementara itu, pihak berwenang belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait tuduhan tersebut.

 

Meski ramai diperbincangkan, hingga kini belum ada tindakan hukum dari otoritas pangan dan kehalalan. Restoran tetap beroperasi normal sambil menunggu hasil investigasi dari pihak yang berwenang. Mereka menyebut siap memberikan data lengkap kepada siapa pun yang memerlukan penjelasan lebih lanjut. Situasi ini menyoroti pentingnya transparansi pelaku usaha kuliner dalam memenuhi standar konsumen Muslim.

 

Penutupan Sementara dan Pengakuan Jujur Pegawai soal Minyak Kremesan

 

Pemerintah Kota Solo akhirnya mengambil langkah tegas atas viralnya kasus Ayam Goreng Widuran.
Wali Kota Respati Ahmad Ardianto resmi menutup sementara rumah makan tersebut untuk evaluasi menyeluruh. Keputusan ini diambil setelah ditemukan bahwa bahan kremesan ayam menggunakan minyak goreng nonhalal. Langkah ini diambil demi menjaga ketertiban usaha kuliner yang wajib patuh pada standar halal nasional.

 

Nanang, salah satu pegawai bagian dapur, angkat suara soal operasional dan harapannya pada rumah makan ini. Ia sudah bekerja selama satu dekade dan berharap rumah makan bisa buka kembali dalam waktu dekat. “Sebelum tutup tadi kami sempat layani pelanggan, ada ayam utuh dua dan ayam potong lima,” ujarnya jujur. Kesetiaan dan keterikatan emosional terhadap tempat kerja ini terlihat dalam tutur dan harapannya yang tulus.

 

Nanang menjelaskan bahwa penggunaan minyak nonhalal hanya terbatas pada pembuatan kremesan ayam saja. Ia menegaskan, proses menggoreng ayam dilakukan dengan minyak berbeda yang dijamin halal sepenuhnya. “Kremesan digoreng pakai minyak nonhalal, tapi ayam beda minyak,” jelas Nanang menanggapi polemik publik. Penjelasan ini diharapkan bisa meluruskan miskomunikasi dan membangun pemahaman yang lebih menyeluruh.

 

Menurut Nanang, pihak manajemen sudah menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada masyarakat Solo. Rumah makan legendaris ini bahkan telah memberikan klarifikasi resmi sejak video pertama mulai viral. Usaha kuliner yang telah berusia lebih dari 50 tahun ini kini berkomitmen meningkatkan standar kehalalan. Penutupan ini dijadikan momen introspeksi agar ke depan tidak ada lagi keraguan dari pelanggan setianya.

 

Proses Klarifikasi dan Tanggapan Manajemen Restoran Widuran

 

Manajemen restoran Widuran akhirnya buka suara untuk meluruskan kabar yang membuat publik resah. Dalam pernyataan tertulis, mereka menegaskan tidak pernah menggunakan bahan yang tidak sesuai aturan. Mereka mengklaim selalu membeli minyak goreng dari distributor resmi dengan dokumen lengkap dan sah. Label halal dan invoice disertakan sebagai bukti dalam klarifikasi yang dikirimkan ke media lokal.

 

Pihak restoran mengundang jurnalis lokal untuk melihat langsung dapur dan proses pengolahan makanan. Mereka menunjukkan bagaimana minyak disimpan, digunakan, dan diganti secara berkala setiap harinya. Menurut mereka, tuduhan tersebut merugikan reputasi usaha yang telah dirintis selama puluhan tahun. Mereka juga mengatakan bahwa pelanggan tetap bisa menikmati sajian tanpa khawatir terhadap kualitasnya.

 

Mereka menyampaikan bahwa seluruh karyawan telah diberi pelatihan tentang pentingnya sertifikasi halal. Karyawan juga diwajibkan memahami prosedur pemisahan alat dan penggunaan bahan di dapur utama. Setiap hari, petugas kebersihan dan pengawas kualitas melakukan pengecekan menyeluruh sebelum buka layanan. Semua ini dilakukan untuk memastikan makanan yang disajikan sesuai standar yang dijanjikan ke pelanggan.

 

Meski sudah memberikan klarifikasi, manajemen tetap membuka ruang diskusi dengan masyarakat yang meragukan. Mereka mengaku siap bekerjasama dengan MUI untuk inspeksi tambahan demi menjaga reputasi yang terpercaya. Langkah ini diambil agar tidak ada lagi kebingungan di kalangan pelanggan yang loyal dan rutin datang. Tanggung jawab sosial sebagai penyedia makanan halal disebut menjadi prioritas utama sejak awal berdiri.

 

 

Video

Video