Prabowo Subianto tampak khidmat saat tiba di kediaman mendiang Eddie Nalapraya di Jakarta Selatan. Mantan Wagub DKI Jakarta itu menghembuskan napas terakhir di usia 93 tahun setelah lama berjuang melawan sakit. Kedatangan Prabowo disambut keluarga almarhum dengan penuh hormat sebagai bentuk penghargaan terakhir.
Ratusan pelayat telah memadati lokasi sejak pagi, termasuk sejumlah tokoh politik dan pejabat era Orde Baru. Eddie Nalapraya dikenal sebagai sosok yang dekat dengan kalangan militer selama masa jabatannya. Prabowo sendiri terlihat berbincang singkat dengan keluarga sembari menyampaikan duka mendalam.
Dalam sambutannya, Prabowo mengenang Eddie sebagai figur yang berjasa dalam pembangunan Ibu Kota. "Almarhum adalah pribadi rendah hati yang selalu mengedepankan kepentingan rakyat," ujarnya. Kedekatan mereka terjalin sejak era 90-an ketika Eddie aktif di Golkar dan pemerintahan.
Prosesi pemakaman berlangsung tertib dengan iringan tembakan kehormatan dari TNI. Jenazah diberangkatkan ke TPU Tanah Kusir menggunakan mobil ambulans keluarga. Prabowo turut mengantar hingga lokasi pemakaman sebagai bentuk penghormatan terakhir.
Presiden Prabowo Sampaikan Belasungkawa di Pemakaman Eddie Nalapraya
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan duka mendalam atas wafatnya Mayjen TNI (Purn) Eddie Marzuki Nalapraya di Padepokan Silat TMII, Jakarta Timur. Mantan Wagub DKI Jakarta periode 1982–1987 itu menghembuskan napas terakhir di usia 93 tahun. Prabowo mengenang almarhum sebagai sosok pejuang yang mengabdi sepenuhnya untuk bangsa.
“Atas nama masyarakat pencak silat Indonesia dan dunia, saya menyampaikan belasungkawa yang mendalam,” ujar Prabowo dengan khidmat. Eddie Nalapraya dikenal sebagai tokoh kunci dalam pengembangan pencak silat nasional dan internasional. Selama hidupnya, ia berhasil membawa olahraga bela diri ini diakui oleh UNESCO.
Prabowo mengisahkan bagaimana ia mengenal Eddie sejak 1980-an dan mengagumi dedikasinya. “Beliau sangat rajin, menjelajahi dunia untuk mempromosikan pencak silat,” tuturnya. Eddie pernah menjabat sebagai Ketua Umum IPSI selama lebih dari dua dekade sebelum akhirnya digantikan oleh Prabowo.
Jenazah Eddie Nalapraya disemayamkan di Padepokan Silat TMII sebelum dimakamkan di TMP Kalibata. Prosesi pemakaman dihadiri keluarga, sesama pejuang kemerdekaan, dan tokoh olahraga. Prabowo turut mengantarkan almarhum sebagai bentuk penghormatan terakhir.
Peran Besar Eddie Nalapraya dalam Dunia Pencak Silat
Eddie Nalapraya lahir di Tanjung Priok pada 6 Juni 1931 dan turut berjuang dalam Agresi Militer Belanda 1947. Pengalaman perangnya memicu kecintaannya pada pencak silat, yang kelak ia promosikan ke seluruh dunia. Ia menjadi Ketua Umum PB IPSI selama 22 tahun (1981–2003) dan berjasa besar dalam perkembangan olahraga ini.
Salah satu pencapaian terbesarnya adalah mengantarkan pencak silat menjadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO pada 2019. Eddie juga pendiri Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat) pada 1980, yang mempersatukan pesilat dari berbagai negara. Atas jasanya, ia dijuluki “Bapak Pencak Silat Eropa” setelah sukses menggagas kejuaraan di Swiss.
Selain di dunia olahraga, Eddie juga berkontribusi dalam pemerintahan sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Ia dikenal dekat dengan kalangan militer dan aktif membina generasi muda. Semangat nasionalismenya terus dikenang oleh rekan-rekan seperjuangannya.
Kini, warisan Eddie Nalapraya tetap hidup melalui perkembangan pencak silat di kancah internasional. Namanya tercatat sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah olahraga bela diri Indonesia.