Sekelompok preman tertangkap di Jakarta, membuat heboh suasana sekitar markas Polda Metro Jaya.
Mereka terlihat jongkok di tanah dengan tangan terborgol erat usai operasi penggerebekan besar. Polisi menyisir wilayah rawan kejahatan dan berhasil menemukan markas persembunyian para preman itu.
Operasi berlangsung cepat, aparat bersenjata lengkap menyergap lokasi markas para pelaku kriminal tersebut. Tanpa perlawanan berarti, gerombolan preman langsung diborgol dan dibawa ke kantor kepolisian. Warga yang menyaksikan penangkapan tersebut menyambut baik langkah cepat aparat penegak hukum.
Pihak Polda Metro Jaya mengonfirmasi penangkapan itu bagian dari operasi keamanan gabungan terpadu. Mereka menyebut kelompok tersebut sering meresahkan masyarakat dengan aksi kriminal terorganisir. Kasus ini langsung ditangani oleh satuan reserse kriminal guna proses hukum lebih lanjut.
Polda juga menyita sejumlah barang bukti seperti senjata tajam dan uang hasil pemerasan warga. Barang-barang itu kini diamankan untuk kebutuhan penyelidikan lebih dalam terhadap kasus tersebut.
Polisi juga masih mendalami kemungkinan keterlibatan pihak lain dalam sindikat preman tersebut.
Polisi Bertindak Cepat Setelah Terima Laporan Warga Terkait Teror Premanisme
Kapolres Jakarta menyebut operasi ini berawal dari laporan masyarakat yang merasa sangat terganggu.
Beberapa wilayah di ibu kota rawan tindak premanisme sehingga membuat warga hidup dalam ketakutan. Aparat langsung menindaklanjuti aduan tersebut dengan menggelar patroli dan pengawasan lebih ketat.
Hasil penyelidikan awal menunjukkan kelompok itu sering memeras pedagang dan tukang parkir liar.
Mereka juga terlibat dalam penipuan berkedok jaminan keamanan lingkungan dan pengamanan proyek.
Polisi lantas mengantongi identitas para pelaku sebelum menggelar penggerebekan dalam waktu singkat.
Warga merasa lega karena kelompok tersebut akhirnya berhasil ditangkap tanpa ada korban jiwa.
Mereka berharap tindakan hukum dilakukan secara tegas agar memberi efek jera pada pelaku lainnya.
Pihak kepolisian juga diminta meningkatkan pengawasan demi mencegah kejahatan serupa terjadi lagi.
Kapolres memastikan pengembangan kasus ini akan terus dilakukan hingga ke akar-akarnya tuntas.
Selain pelaku lapangan, polisi juga memburu otak utama dan pendanaan kelompok preman tersebut.
Pihak berwenang berjanji akan memberikan informasi perkembangan kasus secara berkala ke publik.
Kondisi Para Pelaku Saat Digiring ke Polda Metro Jaya Mencuri Perhatian Warga
Dalam rekaman video yang tersebar, para pelaku tampak duduk jongkok mengenakan baju tahanan oranye. Mereka diam tak bersuara saat digiring petugas, tangan terborgol rapat di depan tubuh masing-masing. Wajah-wajah tertunduk menunjukkan rasa takut dan malu ketika disorot kamera media serta warga.
Para tersangka ditampilkan kepada publik dalam konferensi pers resmi di Polda Metro Jaya kemarin.
Seluruh pelaku diperlihatkan dalam posisi jongkok berjajar saat Kapolda memberikan keterangan resmi. Mereka ditangkap dari berbagai titik wilayah hukum seperti Jakarta, Depok, Bekasi, hingga Tangsel.
Penangkapan dilakukan selama 14 hari pelaksanaan Operasi Berantas Jaya 2025 oleh tim gabungan polisi. Total belasan preman diamankan dalam operasi intensif itu, berdasarkan laporan warga dan penyelidikan. Mereka terbukti terlibat dalam pemerasan, pengancaman, dan intimidasi terhadap masyarakat sipil biasa.
Kerumunan warga tampak memadati kawasan Polda Metro untuk melihat langsung pelaku kejahatan itu. Beberapa dari mereka melontarkan cemoohan kepada para preman yang kini tak berkutik di tahanan. Polisi berjaga ketat untuk mencegah terjadinya kericuhan atau tindakan main hakim sendiri masyarakat.
Operasi Berlanjut untuk Membasmi Jaringan Premanisme di Ibu Kota secara Menyeluruh
Polda Metro Jaya menegaskan operasi pemberantasan preman akan terus berlanjut tanpa batas waktu.
Mereka mengaku sudah memetakan titik rawan dan menetapkan target berikutnya dalam waktu dekat.
Operasi ini jadi bagian strategi besar untuk menciptakan ibu kota yang aman dan tertib hukum.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi turut memberikan pernyataan kepada pers. Ia memastikan penindakan tetap dilakukan meski Operasi Berantas Jaya 2025 secara resmi telah selesai. "Premanisme tetap kami tindak tegas karena sangat meresahkan dan mengganggu kenyamanan masyarakat," tegasnya.
Menurutnya, operasi ini bukan hanya kegiatan musiman, melainkan komitmen berkelanjutan dari kepolisian. Setiap pelaku kejahatan yang mengganggu ketertiban umum akan ditindak tanpa pandang bulu hukum. Ia mengajak seluruh warga melapor jika menemukan aksi mencurigakan atau bentuk pemerasan di lapangan.
Pemerintah daerah berencana membuat program pembinaan agar mantan preman bisa kembali ke masyarakat. Pemberdayaan ekonomi dan pelatihan kerja dianggap solusi ampuh untuk mengakhiri siklus kejahatan. Dengan kolaborasi semua pihak, harapan Jakarta bebas premanisme bisa jadi kenyataan nyata.