Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva kembali menyerukan pentingnya dialog antara Rusia dan Ukraina. Ia menyarankan agar Presiden Rusia Vladimir Putin bertatap muka langsung dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Lokasi netral seperti Turki dinilai cocok sebagai tempat perundingan damai antara kedua negara tersebut.
Dalam sebuah konferensi pers di Brasília, Lula menegaskan bahwa perang harus segera dihentikan. Ia percaya diplomasi adalah satu-satunya jalan mengakhiri konflik berkepanjangan di Eropa Timur. Menurutnya, jika dunia membiarkan perang terus berlangsung, korban sipil akan terus berjatuhan setiap harinya.
Turki disebut sebagai opsi karena posisinya dianggap netral dalam konflik Rusia-Ukraina. Selain itu, negara tersebut telah beberapa kali menjadi tuan rumah perundingan internasional. Lula berharap, dengan difasilitasi negara ketiga, keduanya bisa bicara terbuka demi perdamaian.
Turki Disebut Tempat Ideal untuk Perundingan antara Rusia dan Ukraina
Turki sudah lama dikenal sebagai tuan rumah pertemuan-pertemuan penting internasional dengan posisi netralnya. Sejak konflik Rusia-Ukraina meletus, Turki pernah menjadi lokasi awal pembicaraan damai. Meskipun belum berhasil, negara ini tetap menunjukkan komitmen mendukung solusi diplomatik.
Presiden Recep Tayyip Erdogan sendiri telah beberapa kali menyatakan kesiapan negaranya menjadi penengah. Ia pernah mempertemukan delegasi kedua negara pada awal 2022 lalu. Kini, dorongan dari Brasil bisa memperkuat kembali kepercayaan dunia terhadap peran Turki dalam proses perdamaian.
Presiden Lula meyakini, dengan suasana yang netral dan dukungan internasional, dialog bisa terwujud. Ia menekankan bahwa upaya membangun gencatan senjata harus dimulai dari komunikasi terbuka. Brasil akan siap membantu jika dibutuhkan dalam memediasi pertemuan tersebut.
Komunitas Internasional Diharap Aktif Dorong Perdamaian Lewat Jalur Diplomatik
Lula mengajak negara-negara besar dan organisasi internasional untuk turun tangan menekan kedua belah pihak. Ia merasa dunia tidak boleh diam melihat eskalasi yang sudah merenggut ribuan nyawa. Jika dibiarkan terus, konflik bisa berdampak lebih luas ke kawasan lain.
Menurut Lula, PBB dan lembaga seperti Uni Eropa harus memperkuat inisiatif gencatan senjata. Semua pihak perlu duduk bersama mendorong perdamaian, bukan memperkeruh suasana dengan suplai senjata. Ia menilai tekanan diplomatik jauh lebih efektif daripada campur tangan militer.
Brasil, katanya, tidak akan tinggal diam dalam menghadapi ancaman terhadap perdamaian dunia. Negara tersebut siap memainkan peran strategis mendukung dialog damai antara Rusia dan Ukraina. Seruan Lula ini pun mendapat perhatian dari sejumlah pemimpin dunia lainnya.