Presiden Bongbong Marcos resmi meminta semua sekretaris kabinet menyerahkan surat pengunduran diri kepada istana. Sebanyak 21 sekretaris kabinet yang dipimpin Sekretaris Eksekutif Lucas Bersamin siap mundur kolektif. Langkah ini diambil sebagai bagian dari evaluasi menyeluruh terhadap arah dan efektivitas pemerintahan nasional.
Presiden menegaskan keputusan ini bukan soal loyalitas personal, tapi soal performa dan keselarasan visi kerja. Dalam pernyataan tegasnya, Marcos menyoroti pentingnya bergerak cepat dan responsif terhadap tuntutan rakyat. "Zona nyaman telah berakhir," ujarnya—sebuah pesan jelas bahwa era baru tengah dimulai di Filipina.
Kabinet saat ini dinilai perlu disesuaikan kembali agar selaras dengan kebutuhan rakyat yang makin mendesak. Para pejabat lama diberi kesempatan menunjukkan komitmen, tapi tidak ada jaminan bertahan di posisi. Proses ini juga menjadi uji loyalitas terhadap misi pemerintah untuk memperkuat tata kelola yang transparan.
Pemerintah memastikan proses transisi tidak akan mengganggu layanan publik atau stabilitas operasional kementerian. Dalam pernyataannya, Marcos menyebut ini bukan sekadar reshuffle, melainkan permulaan fase kepemimpinan strategis. Fase ini diklaim lebih tajam, lebih cepat, dan berfokus pada kebutuhan kelompok masyarakat paling membutuhkan.
Peta Politik Bergeser: Pemilu Filipina dan Imbasnya ke Kabinet Nasional
Hasil pemilu paruh waktu memunculkan dinamika politik baru yang berdampak langsung terhadap kabinet Marcos. Lima dari dua belas kursi Senat diraih oleh sekutu Sara Duterte atau ayahnya, Rodrigo Duterte. Sementara itu, lima kursi lainnya dimenangkan oleh kandidat yang didukung langsung oleh kubu Marcos sendiri.
Dua kursi Senat sisanya diraih oleh demokrat liberal yang punya koneksi dengan keluarga Aquino.
Kemenangan ini mengejutkan, mengingat perseteruan panjang antara keluarga Marcos dan Aquino di masa lalu. Hasil pemilu menunjukkan kekuatan politik masih terfragmentasi meski dominasi Marcos tetap terlihat jelas.
Pemilu legislatif ini krusial, mengingat Senat akan menjadi panggung pemakzulan Sara Duterte bulan Juli. Sara menghadapi tuduhan kriminal serius, termasuk korupsi dan ancaman pembunuhan terhadap Presiden Marcos. Ancaman itu disampaikan dalam konferensi pers daring, meski belakangan dibantah secara tidak langsung.
Tuduhan terhadap Sara memunculkan kekhawatiran stabilitas, namun juga peluang bagi Marcos perkuat pengaruh. Mayoritas kursi DPR dikuasai oleh sekutu Marcos dan sepupunya, Ketua DPR Martin Romualdez. Kemenangan ini dianggap sebagai batu loncatan penting menjelang Pilpres Filipina tahun 2028 mendatang.
Krisis atau Konsolidasi? Publik Terbelah Hadapi Arah Baru Pemerintah
Sebagian publik menyambut baik langkah Marcos yang dinilai progresif dan mencerminkan kepemimpinan tegas. Namun sebagian lainnya khawatir bahwa perombakan ini justru memperkuat politik dinasti yang sudah mengakar. Kritik datang dari kelompok oposisi yang melihat ini sebagai konsolidasi kekuasaan sepihak dari istana.
Marcos menjawab semua kritik dengan menyebut bahwa pemerintahan ini terbuka untuk orang berkinerja baik. Ia tidak menutup kemungkinan mempertahankan pejabat lama jika terbukti layak dan punya rekam jejak positif. Namun ia menegaskan bahwa rakyat adalah satu-satunya penentu keberlanjutan posisi menteri dalam kabinet.
"Yang telah memberikan dan terus memberikan akan diakui," ujar Marcos dalam pidato nasional terbarunya. Namun, ia mengingatkan bahwa jabatan bukan tempat berlindung dari evaluasi publik yang semakin kritis. “Ini bukan soal kepribadian, tapi soal kinerja dan urgensi terhadap kebutuhan rakyat,” tegasnya.
Langkah ini dinilai banyak pihak sebagai bentuk pemutihan ulang terhadap wajah birokrasi pemerintahan pusat. Birokrat lamban dan tidak selaras akan tersisih dari arena kerja pemerintahan ke depan. Sementara itu, posisi strategis akan diisi tokoh baru yang lebih berani dan berpihak pada rakyat.
Filipina Hadapi Masa Transisi, Marcos Minta Rakyat Tetap Percaya
Dalam situasi politik yang bergerak cepat, Marcos menyerukan persatuan nasional dan solidaritas lintas kubu. Ia menegaskan bahwa masa transisi ini harus dilihat sebagai kesempatan memperbaiki fondasi pemerintahan nasional. “Kita harus bekerja lebih cepat dari tantangan yang dihadapi rakyat,” ucapnya dalam pernyataan resmi presiden.
Pemerintah menjamin tidak akan ada kekosongan dalam pelayanan, meski pergantian pejabat sedang berlangsung. Proses seleksi dan pengangkatan akan melibatkan pertimbangan ketat terhadap integritas dan kompetensi. Tujuannya adalah membentuk kabinet baru yang lebih responsif, bersih, dan tahan terhadap tekanan politik.
Rakyat Filipina diminta bersabar dan percaya bahwa langkah ini akan memperkuat masa depan negara.
Perombakan kabinet bukan sekadar pergantian orang, tapi pembaruan sistem untuk jangka panjang.
Marcos menegaskan, reformasi ini hanya bisa berhasil jika didukung penuh oleh seluruh rakyat.
Filipina tengah berada di persimpangan sejarah, di mana kepemimpinan diuji melalui ketegasan dan visi strategis. Presiden Marcos ingin menunjukkan bahwa pemerintah bisa berubah, tumbuh, dan belajar dari pengalaman sebelumnya. Langkah ini menandai babak baru—dan publik berhak berharap hadirnya perubahan nyata, bukan sekadar janji politik.
