Presiden Donald Trump kembali melontarkan pernyataan kontroversial soal kesehatan Mantan Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Dalam kampanye terbaru, Trump menyiratkan adanya dugaan penyakit serius yang disembunyikan dari publik. Ia menyebutkan bahwa media dan tim medis Gedung Putih tidak bersikap transparan penuh.
Trump menyoroti laporan bahwa Biden telah lama didiagnosis menderita kanker prostat yang cukup agresif. Ia mengatakan sangat terkejut mendengar publik baru mengetahui kondisi tersebut secara terbuka kemarin. Menurutnya, rakyat harus diberi tahu sejak awal tentang risiko kesehatan pemimpin negara tersebut.
Trump mempertanyakan mengapa informasi sebesar itu bisa luput dari perhatian publik selama berbulan-bulan. Dia menuding ada skenario yang sengaja dibuat untuk melindungi citra politik Biden di mata pemilih. Pernyataan itu segera memicu debat hangat, baik di media sosial maupun kanal berita internasional.
Sebagian pihak menyebut tuduhan Trump terlalu berlebihan dan bernuansa politis menjelang pilpres 2024. Namun, tak sedikit pula yang mendukung desakan agar Gedung Putih lebih terbuka terkait isu tersebut. Isu kesehatan kini menjadi perhatian serius di tengah usia Biden yang menginjak 82 tahun.
Diagnosis Kanker Biden Ungkap Skor Gleason Tinggi dan Grade Stadium Serius
Kantor kepresidenan akhirnya mengonfirmasi bahwa Biden didiagnosis menderita kanker prostat stadium lanjut. Dokumen medis menyebutkan bahwa sang presiden memiliki skor Gleason 9, mengindikasikan risiko tinggi. Skor tersebut masuk dalam kelompok Grade 5, kategori tertinggi dari sistem penilaian kanker prostat.
Menurut American Cancer Society, Grade 5 digunakan untuk jaringan kanker yang sangat tidak normal. Skor Gleason sendiri memiliki skala maksimum 10, dan angka 9 menunjukkan sifat kanker sangat agresif. Hal ini mempertegas keseriusan kondisi Biden dan menimbulkan pertanyaan soal keterbukaan informasi publik.
Para ahli menyatakan bahwa kanker dengan Gleason 9 cenderung menyebar lebih cepat dan sulit dikendalikan. Namun, Gedung Putih menegaskan bahwa kondisi Biden telah ditangani secara medis oleh tim profesional. Rangkaian terapi dan kontrol berkala disebut telah dilakukan jauh sebelum pengumuman publik diluncurkan.
Meski pengobatan berlangsung rutin, banyak pihak mempertanyakan mengapa informasi baru dirilis sekarang. Hal ini menjadi pemicu Trump mengklaim ada “penyembunyian sistematis” demi melindungi citra politik Biden. Klaim tersebut kembali memperkeruh situasi dan menambah panas suhu politik menjelang pemilu nasional.
Isu Kesehatan Jadi Senjata Politik dalam Pemilu Presiden Amerika Serikat
Isu kesehatan memang sering dijadikan alat serangan politik dalam sejarah pemilu Amerika Serikat.
Trump bukan kali pertama menggunakan strategi meragukan kondisi fisik lawan sebagai taktik kampanye. Hal ini terbukti saat ia menghadapi Hillary Clinton dalam pemilu sebelumnya dengan isu serupa.
Dalam kasus Biden, faktor usia dan gaya bicara sering dijadikan bahan kritik oposisi. Trump dan para pendukungnya menyebut Biden tidak cukup gesit menghadapi tekanan pekerjaan negara. Pernyataan soal dugaan kanker semakin memperkeruh narasi publik soal kemampuan Biden memimpin.
Para analis menilai strategi ini bisa efektif untuk meraih simpati pemilih yang belum menentukan pilihan. Namun di sisi lain, tuduhan tanpa bukti dapat memicu antipati terhadap pelontar isu tersebut.
Efektivitas strategi ini bergantung pada persepsi pemilih dan pengaruh media arus utama.
Sampai saat ini belum ada konfirmasi resmi yang menguatkan dugaan Trump terhadap kondisi Biden.
Beberapa media besar bahkan menolak mempublikasikan pernyataan Trump karena dianggap tidak berdasar. Tindakan itu menimbulkan kritik dari kelompok konservatif soal kebebasan pers dan keberimbangan berita.
Gedung Putih Tegaskan Transparansi, Trump Klaim Ada Informasi yang Dirahasiakan
Pihak Gedung Putih memastikan seluruh laporan medis Biden dipublikasikan sesuai protokol kesehatan presiden. Setiap tahun, presiden menjalani pemeriksaan menyeluruh oleh tim dokter dari rumah sakit militer. Laporan terakhir menyebut Biden dalam kondisi sehat untuk melanjutkan tugas sebagai kepala negara.
Namun pengakuan resmi soal kanker prostat baru muncul setelah tekanan meningkat dari media independen. Trump pun mengklaim itu sebagai bukti bahwa informasi vital memang sempat disembunyikan dengan sengaja. Ia meminta agar Kongres membentuk panel independen untuk mengkaji ulang transparansi data medis presiden.
Demokrat langsung membalas tuduhan itu sebagai langkah panik dari kandidat oposisi menjelang pemilu besar. Juru bicara Biden menyatakan bahwa seluruh tindakan medis selama ini sudah sesuai standar kepresidenan. Meski begitu, tekanan publik untuk menjelaskan riwayat medis Biden terus meningkat sejak pengumuman itu.
Sejumlah senator menyerukan agar ke depan, ada mekanisme baru dalam penyampaian laporan kesehatan presiden. Tujuannya agar rakyat memiliki kepercayaan penuh terhadap pemimpin yang akan mereka pilih kembali. Namun, sebagian pihak menilai manuver Trump lebih bertujuan politis ketimbang murni demi transparans
