Menag Sesalkan Pembubaran Ibadah di Padang, Dorong Kurikulum Cinta sebagai Solusi

Advertisement

970x90px

Menag Sesalkan Pembubaran Ibadah di Padang, Dorong Kurikulum Cinta sebagai Solusi

Selasa, 29 Juli 2025

 

Menag Sesalkan Pembubaran Ibadah di Padang

Reaksi Menteri Agama terhadap Insiden Padang

Menteri Agama Nasaruddin Umar menyayangkan tindakan intoleransi yang terjadi di Padang, Sumatera Barat. Peristiwa pembubaran rumah ibadah umat Kristen tersebut disebutnya sebagai bentuk kesalahpahaman serius. Ia berharap kejadian ini menjadi yang terakhir dan tidak terulang di daerah lain.

Dalam keterangannya usai rapat evaluasi penyelenggaraan haji 2025, Nasaruddin menyampaikan rencana menurunkan tim investigasi. Kementerian Agama akan segera mengutus perwakilan ke Padang untuk menggali informasi dan solusi lapangan. Langkah ini dianggap penting agar konflik serupa dapat dicegah sejak dini.

Ia juga menegaskan bahwa komunikasi dengan kantor wilayah Kemenag setempat telah dilakukan. Koordinasi tersebut mencakup pemantauan perkembangan kasus dan pengamanan jemaat. Meski situasi diklaim telah kondusif, Nasaruddin menilai insiden itu memberikan citra negatif bagi kehidupan berbangsa.

Upaya Solutif dari Kemenag: Pendekatan Struktural dan Kultural


Sebagai bentuk tanggung jawab kelembagaan, Kemenag menyiapkan strategi jangka pendek dan panjang. Untuk solusi cepat, pihaknya akan mengedepankan mediasi antara masyarakat dan pemuka agama lokal. Pendekatan ini dimaksudkan untuk meredam ketegangan dan memulihkan kepercayaan bersama.

Dalam jangka panjang, Kemenag merancang penguatan pendidikan karakter di sekolah. Kurikulum cinta menjadi gagasan utama untuk menanamkan nilai toleransi sejak dini. Tujuan akhirnya adalah membangun pemahaman lintas agama yang lebih sehat dan humanis.

Kurikulum cinta akan dimasukkan sebagai bagian dari pelajaran agama dan kewarganegaraan. Konsep ini mendorong siswa untuk melihat keberagaman sebagai anugerah, bukan ancaman. Diharapkan, generasi muda tumbuh menjadi pelopor perdamaian dan kerukunan.

Kronologi Singkat Insiden Pembubaran Rumah Ibadah


Insiden terjadi di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang pada Minggu sore. Rumah doa milik jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) didatangi sekelompok warga. Mereka memaksa menghentikan ibadah yang sedang berlangsung.

Berdasarkan video yang beredar, warga datang membawa balok kayu dan merusak properti rumah ibadah. Kursi dan kaca rumah menjadi sasaran amuk massa. Jemaat, termasuk anak-anak, berhamburan keluar rumah dalam ketakutan dan tangisan.

Pihak kepolisian langsung bergerak cepat menangani kasus ini. Wakapolda Sumbar Brigjen Solihin menyampaikan bahwa sembilan pelaku telah diamankan. Penyelidikan lanjutan akan dilakukan untuk mengungkap motif dan aktor lainnya.

Harapan dan Imbauan untuk Masyarakat


Menag menekankan pentingnya menjaga kerukunan antarumat beragama sebagai tanggung jawab kolektif. Ia menyerukan masyarakat untuk menahan diri dan tidak terprovokasi oleh isu sensitif. Dialog terbuka dan penghormatan menjadi pilar utama dalam kehidupan sosial yang damai.

Ia juga mengingatkan bahwa perbedaan keyakinan bukan alasan untuk bertindak anarkis. Negara menjamin kebebasan beragama dan beribadah bagi semua warga. Oleh karena itu, penyelesaian konflik harus dilakukan melalui jalur hukum dan musyawarah.

Nasaruddin berharap kasus Padang menjadi pelajaran bagi seluruh pihak. Ia ingin mendorong terciptanya budaya saling menghargai di tengah masyarakat plural. Semua unsur pemerintah, tokoh agama, hingga warga diminta aktif menjaga semangat toleransi.

Video

Video