Perkembangan Posisi Indonesia di Industri Halal Global
Indonesia saat ini menempati posisi ketiga dalam ekosistem industri halal dunia menurut laporan State of The Global Islamic Economy Report (SGIER) 2024-2025. Posisi ini berada di bawah Malaysia di peringkat pertama dan Arab Saudi di peringkat kedua. Skor Indonesia tercatat 99,9, sementara Malaysia unggul dengan skor 165,1 dan Arab Saudi 100,9.
Meski berada di posisi ketiga, Indonesia menunjukkan tren positif dengan kenaikan skor terbesar di antara negara-negara lain, yaitu naik 19,8 poin sepanjang tahun 2024. Kenaikan ini menjadi indikasi optimisme dalam memperkuat ekosistem industri halal domestik.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan bahwa tren ini memberi peluang besar bagi Indonesia untuk menyalip Arab Saudi dan akhirnya menempati posisi pertama. Menurutnya, upaya strategis terus dilakukan untuk memperkuat berbagai sektor industri halal nasional.
Komponen Penilaian Ekosistem Industri Halal
Perhitungan ekosistem industri halal global melibatkan beberapa komponen penting, seperti finansial, regulasi halal, kesadaran masyarakat, sosial, dan inovasi. Setiap komponen ini memberikan kontribusi terhadap skor keseluruhan yang menentukan posisi negara dalam laporan SGIER.
Selain itu, penilaian juga mencakup sektor industri spesifik, termasuk fashion halal, makanan halal, serta farmasi dan kosmetik halal. Keberhasilan dalam setiap sektor ini menjadi indikator kekuatan dan daya saing Indonesia di pasar global.
Agus menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat untuk terus mendorong peningkatan kualitas ekosistem halal. Strategi ini diharapkan mampu mempercepat langkah Indonesia menuju posisi teratas.
Pencapaian Indonesia di Sektor Fashion Halal
Indonesia berhasil menempati posisi pertama dalam sektor fashion halal, mengungguli negara-negara seperti Malaysia, Italia, Turki, dan Singapura. Pencapaian ini menunjukkan potensi industri kreatif lokal yang terus berkembang pesat.
Keberhasilan di sektor fashion halal tidak hanya meningkatkan skor nasional, tetapi juga memperkuat citra Indonesia sebagai pusat tren fashion halal dunia. Hal ini menjadi modal penting untuk menarik investasi dan pasar global.
Meski begitu, pemerintah menekankan pentingnya inovasi berkelanjutan agar sektor fashion halal Indonesia tetap kompetitif dan mampu menghadapi tantangan pasar internasional yang semakin dinamis.
Tantangan dan Potensi di Sektor Makanan Halal
Sektor makanan halal Indonesia berada di peringkat keempat, di bawah Malaysia, Singapura, dan UEA. Meskipun belum berada di puncak, posisi ini menunjukkan adanya potensi pertumbuhan yang besar.
Agus menyoroti peluang untuk memperkuat kualitas produk, standar sertifikasi, dan distribusi agar makanan halal Indonesia lebih kompetitif di pasar global. Strategi ini juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi domestik melalui sektor makanan halal.
Peningkatan kesadaran masyarakat akan konsumsi halal menjadi faktor kunci yang dapat mendukung percepatan kenaikan peringkat. Dengan demikian, sektor makanan halal berperan strategis dalam mencapai tujuan posisi pertama Indonesia.
Farmasi dan Kosmetik Halal: Fokus Pertumbuhan
Indonesia menempati posisi kedua dalam sektor farmasi dan kosmetik halal, berada di bawah Malaysia tetapi mengungguli UEA, Singapura, dan Turki. Posisi ini mencerminkan potensi besar untuk ekspansi pasar halal global.
Pemerintah menekankan pentingnya inovasi produk dan peningkatan standar kualitas farmasi serta kosmetik halal. Hal ini menjadi strategi penting untuk memperkuat daya saing internasional.
Agus optimis, dengan dukungan regulasi dan kesadaran masyarakat, Indonesia memiliki peluang untuk menempati posisi pertama global dalam sektor ini. Langkah strategis akan terus difokuskan agar seluruh sektor industri halal dapat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional.