Menag Nasaruddin Umar Masuk Deretan Menteri Berkinerja Terbaik Versi Survei ISC

Advertisement

Menag Nasaruddin Umar Masuk Deretan Menteri Berkinerja Terbaik Versi Survei ISC

Kamis, 02 Oktober 2025

 

Menag Nasaruddin Umar Masuk Deretan Menteri Berkinerja Terbaik Versi Survei ISC

Capaian Kinerja di Tengah Tantangan Pemerintahan

Kinerja Menteri Agama Nasaruddin Umar mendapat sorotan positif dalam survei terbaru yang dirilis Ind Survey & Consulting (ISC). Survei ini digelar bertepatan dengan evaluasi satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Dari hasil temuan, Menag berhasil meraih skor kepuasan publik sebesar 75 persen. 

Prestasi tersebut menempatkan Nasaruddin Umar dalam jajaran sepuluh besar menteri dengan performa terbaik. Sejumlah nama lain yang turut masuk adalah Menteri Keuangan, Sekretaris Kabinet, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, hingga Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah. Posisi ini menegaskan bahwa peran Kementerian Agama dianggap penting dalam pelayanan publik. 

Pencapaian tinggi dalam survei kepuasan publik mencerminkan pengakuan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kementerian. Penilaian ini bukan hanya soal popularitas figur menteri, melainkan juga menyangkut implementasi kebijakan yang berdampak nyata pada masyarakat luas.

Metodologi Survei dan Aspek Penilaian


Riset ISC dilaksanakan pada September 2025 dengan melibatkan 1.200 responden dari berbagai latar belakang. Metodologi yang digunakan adalah wawancara acak terstruktur, sehingga hasil survei merepresentasikan pandangan publik dengan tingkat akurasi yang dapat dipertanggungjawabkan. 

Margin of error tercatat sebesar ±2,8 persen, dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.Empat aspek utama menjadi dasar penilaian publik terhadap menteri di kabinet. Pertama, kinerja aktual dengan bobot 40 persen, yang menekankan pada capaian konkret. 

Kedua, popularitas sebesar 25 persen, menggambarkan sejauh mana menteri dikenal luas. Ketiga, kedekatan dengan rakyat yang berbobot 20 persen, menilai keterhubungan personal dan sosial. Terakhir, integritas serta transparansi dengan porsi 15 persen.

Dengan kriteria ini, skor tinggi yang diperoleh Menag Nasaruddin menandakan kombinasi seimbang antara performa nyata, penerimaan publik, serta reputasi integritas. Artinya, masyarakat tidak hanya menilai berdasarkan nama besar, melainkan juga kontribusi nyata kementerian dalam menjawab kebutuhan mereka.

Komitmen Layanan Publik Kementerian Agama


Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Setjen Kemenag, Thobib Al Asyhar, menegaskan bahwa Menag Nasaruddin selalu menekankan pentingnya pelayanan masyarakat. Baginya, ukuran keberhasilan terletak pada kepuasan publik atas program dan layanan Kemenag. 

Setiap kebijakan diarahkan untuk memberi manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh umat. Thobib menjelaskan bahwa standar pelayanan di Kementerian Agama dibangun di atas prinsip keterbukaan dan kebermanfaatan. 

Fokus utamanya bukan sekadar pencapaian angka, melainkan kualitas interaksi yang mampu meningkatkan kepercayaan publik. Dengan cara ini, kementerian tidak hanya melaksanakan mandat administratif, tetapi juga membangun relasi yang lebih humanis dengan masyarakat.

Pendekatan berbasis layanan ini sejalan dengan tantangan birokrasi modern yang menuntut efisiensi, transparansi, serta akuntabilitas. Menag dipandang berhasil menanamkan nilai tersebut pada jajaran ASN Kemenag, sehingga setiap unit pelayanan mampu menghadirkan dampak yang lebih nyata.

Survei Sebagai Bonus, Bukan Tujuan Utama


Menurut Thobib, hasil survei ISC hanyalah bonus tambahan atas kerja keras seluruh aparatur Kementerian Agama. Bagi Menag Nasaruddin, yang lebih penting adalah memastikan bahwa masyarakat merasakan manfaat konkret dari program dan kebijakan. 

Dengan demikian, penghargaan publik menjadi konsekuensi logis, bukan sasaran utama. Pendekatan ini memberi pesan kuat bahwa orientasi pelayanan publik harus berpusat pada kebutuhan warga, bukan sekadar pencapaian citra. 

Jika masyarakat puas dan merasakan perbaikan kualitas layanan, maka legitimasi positif akan hadir secara alami. Hal ini sesuai dengan prinsip tata kelola pemerintahan yang menekankan outcome daripada sekadar output.

Meski demikian, pengakuan dari survei publik tetap memiliki arti penting. Hasil positif dapat menjadi dorongan moral sekaligus motivasi bagi jajaran ASN Kemenag untuk terus meningkatkan kinerjanya. Dengan demikian, pelayanan yang sudah baik diharapkan mampu berkembang menjadi lebih inovatif, efisien, dan berdampak luas.

Video

Video