Rencana Nasional Meningkatkan Tingkat Kelahiran
Pemerintahan Presiden Donald Trump tengah mengarahkan strategi besar untuk menghadapi penurunan angka kelahiran yang telah berlangsung lebih dari satu dekade. Upaya ini muncul setelah data kesehatan nasional menunjukkan penurunan konsisten sejak tahun 2007. Sebagai respons, pemerintah mulai menggerakkan rangkaian intervensi yang diklaim bersifat pro-keluarga.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mencatat bahwa angka kelahiran turun rata-rata dua persen setiap tahun di periode 2015 hingga 2020. Meskipun terdapat fluktuasi setelah masa tersebut, kecenderungannya tetap mengarah pada penurunan jangka panjang. Kekhawatiran mengenai dampak demografis dan ekonomi mendorong pemerintah mencari pendekatan baru.
Wakil Presiden JD Vance juga menyuarakan dukungan penuh terhadap misi ini hanya beberapa hari setelah dilantik. Ia menegaskan pentingnya meningkatkan jumlah keluarga baru di Amerika Serikat. Komentarnya menuai reaksi luas karena turut mengkritik pilihan individu yang memilih untuk tidak memiliki anak.
Perluasan Akses IVF dan Kebijakan Insentif Baru
Gedung Putih memperkenalkan langkah signifikan melalui rencana memperluas akses terhadap layanan in vitro fertilization (IVF). Pemerintah menganggap IVF sebagai instrumen penting dalam membantu pasangan yang mengalami hambatan kesuburan. Presiden Trump bahkan mempromosikan kebijakan tersebut sebagai terobosan besar dalam layanan fertilitas nasional.
Selain perluasan layanan, pemerintah juga mengumumkan potongan harga untuk sejumlah obat IVF melalui platform TrumpRx.gov. Situs ini disebut akan menyediakan akses obat fertilitas dengan harga lebih terjangkau bagi masyarakat. Pihak Medicare dan Medicaid menilai kebijakan ini berpotensi meningkatkan keberhasilan program fertilitas secara nasional.
Pemerintahan Trump juga sedang mendorong perusahaan untuk menawarkan manfaat fertilitas sebagai opsi terpisah bagi karyawan. Meskipun demikian, kebijakan tersebut dinilai belum sejalan dengan janji awal untuk menghadirkan layanan infertilitas secara gratis. Banyak pihak menilai hambatan biaya jangka panjang tetap menjadi kendala utama bagi calon orang tua.
Trump Account dan Strategi Tabungan Jangka Panjang
Melalui The One Big Beautiful Bill Act, pemerintah memperkenalkan Trump Account sebagai instrumen tabungan untuk masa depan anak-anak Amerika. Setiap bayi yang memenuhi syarat akan menerima dana awal seribu dolar dari pemerintah federal. Skema ini digambarkan sebagai bentuk dukungan finansial jangka panjang bagi generasi berikutnya.
Setoran awal program bonus bayi tersebut akan dimulai pada 2026 dan berlaku bagi bayi yang lahir dalam periode tertentu. Orang tua dapat menambahkan hingga lima ribu dolar per tahun ke dalam rekening tersebut. Sementara itu, perusahaan tempat orang tua bekerja diperbolehkan menyumbang hingga dua ribu lima ratus dolar setiap tahun.
Rekening ini dirancang dengan pendekatan tabungan jangka panjang yang ketat. Pemerintah menyatakan dana tidak dapat ditarik sebelum anak mencapai usia delapan belas tahun. Setelahnya, akun tersebut kemungkinan akan dialihkan menjadi akun pensiun individual atau IRA tradisional.
Kontroversi dan Kekhawatiran dari Kelompok Advokasi
Berbagai organisasi pendukung hak reproduksi menyampaikan kritik keras terhadap arah kebijakan ini. Mereka menilai bahwa langkah pemerintah tidak sebanding dengan pemangkasan di program kesehatan federal lainnya. Menurut mereka, kebijakan yang terlihat pro-kelahiran justru berpotensi melemahkan perlindungan bagi perempuan dan anak.
Kelompok advokasi juga memperingatkan bahwa penekanan politik terhadap peningkatan kelahiran dapat menekan kebebasan reproduksi. Beberapa analis menilai pendekatan tersebut bisa berdampak pada meningkatnya risiko kesehatan ibu. Kekhawatiran lainnya berkaitan dengan kemungkinan bertambahnya beban sosial bagi perempuan di dunia kerja.
Pihak lain bahkan menyebut fokus kebijakan ini sarat dengan agenda politik konservatif. Mereka berpendapat bahwa retorika pemerintah dapat memengaruhi akses terhadap kontrasepsi dan layanan aborsi. Isu mengenai terkikisnya hak reproduksi menjadi pusat kritik yang terus disuarakan.
