Iran Siap Serang Balik Amerika Serikat di Timur Tengah
Iran menyampaikan ancaman balasan terhadap Amerika usai serangan besar menghantam fasilitas nuklir. Pangkalan militer AS di kawasan Timur Tengah disebut akan masuk dalam daftar target serangan. Serangan itu dianggap sebagai bentuk agresi terhadap dunia Islam yang harus dibayar mahal.
Penasihat Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Akbar Velayati, memperingatkan dampak luas serangan AS tersebut. Ia menegaskan bahwa negara mana pun yang membantu serangan akan dianggap musuh oleh Iran. Menurutnya, pangkalan yang digunakan untuk menyerang adalah target sah kekuatan bersenjata Iran.
Pernyataan keras ini disiarkan oleh kantor berita Iran, IRNA, dan diperkuat oleh media domestik. Velayati menyebut Amerika telah menyerang jantung dunia Islam dan melanggar batas diplomasi. Ia menekankan bahwa respons Iran akan sangat menghukum dan berdampak luas ke kawasan.
Iran juga mulai memobilisasi kekuatan militernya untuk menghadapi segala kemungkinan serangan berikutnya. Komando militer telah meningkatkan kesiagaan di perbatasan dan pangkalan strategis dalam negeri. Situasi ini membuat ketegangan di Timur Tengah semakin memanas dan penuh ketidakpastian.
Trump dan Netanyahu Klaim Serangan Sukses, Iran Janji Membalas
Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa serangan tersebut bertujuan mencegah ancaman global nuklir. Trump menegaskan tidak ada niat memperluas konflik, hanya menghentikan program nuklir Iran. Ia mendesak Iran untuk tidak melakukan aksi balasan yang memperpanjang eskalasi regional.
Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menyebut operasi tersebut sebagai keberhasilan strategis militer. Ia mengatakan program nuklir Iran telah “hancur” tanpa mengorbankan warga sipil atau militer. Menurutnya, tujuan serangan adalah untuk menghambat pengembangan senjata pemusnah massal Iran.
Jenderal Dan Caine yang turut memberikan keterangan menyebut kehancuran terjadi sangat parah. Penilaian kerusakan menunjukkan bahwa tiga situs utama terkena dampak besar dan luas. Ia mengatakan masih terlalu dini menilai totalitas kehancuran secara detail dan permanen.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan misinya hampir rampung. Ia mengatakan Israel hampir menyelesaikan target penghancuran fasilitas nuklir dan rudal Iran. Netanyahu menyebut keberhasilan ini penting demi mencegah ancaman militer dari Iran ke depannya.
Iran Tak Gentar, Presiden Pezeshkian Pastikan Serangan Akan Dibalas
Presiden Iran Masoud Pezeshkian bersumpah bahwa negaranya akan membalas serangan Amerika Serikat. Ia menegaskan bahwa tindakan AS merupakan bentuk pelanggaran terhadap kedaulatan Iran. Menurutnya, rakyat dan negara siap menghadapi konsekuensi konflik berkepanjangan dengan tegas.
Pezeshkian mengatakan Iran tidak akan tunduk pada tekanan militer ataupun intimidasi Barat. Ia menyerukan persatuan nasional dalam menghadapi serangan terhadap harga diri bangsa. Presiden juga memperingatkan bahwa balasan akan datang pada waktu dan tempat yang tak terduga.
Dalam pidato nasionalnya, Pezeshkian menyebut agresi AS sebagai titik balik perjuangan Iran. Ia menyerukan agar negara-negara sahabat ikut melawan dominasi militer Amerika Serikat. Pidato tersebut mendapat sambutan luas di dalam negeri dan kalangan pendukung Iran di luar.
Media Iran juga memperkuat narasi bahwa Amerika telah melanggar hukum internasional. Iran menyatakan akan menyerang kepentingan militer AS di seluruh kawasan sebagai balasan. Pezeshkian menyebut serangan balik bukan lagi soal kemungkinan, melainkan soal waktu pelaksanaan.
Situasi Kawasan Memanas, Dunia Menanti Balasan dari Iran
Ketegangan geopolitik meningkat tajam setelah serangan terhadap fasilitas nuklir Iran oleh Amerika. Negara-negara sekitar seperti Irak dan Suriah mulai bersiaga menghadapi potensi perang terbuka. Penerbangan sipil di kawasan dialihkan menghindari wilayah udara yang dianggap berbahaya.
PBB dan sejumlah organisasi internasional menyerukan penghentian aksi militer sesegera mungkin. Sekjen PBB menekankan pentingnya jalur diplomasi dibanding tindakan bersenjata yang provokatif. Ia mengimbau semua pihak menahan diri demi menjaga stabilitas dan keamanan global bersama.
Gelombang demonstrasi muncul di berbagai negara mengecam serangan Amerika terhadap Iran. Warga di negara-negara Islam menganggap serangan itu sebagai bentuk penindasan global. Para demonstran menuntut keadilan dan penghentian provokasi terhadap kedaulatan negara lain.
Kini dunia menantikan tanggapan resmi Iran terhadap aksi militer yang telah terjadi. Para analis militer memperkirakan kemungkinan serangan balasan dalam bentuk konvensional atau siber. Namun, peluang diplomasi masih terbuka jika kedua pihak bersedia duduk bersama di meja perundingan.