Polri Perkuat Ketahanan Pangan Nasional Lewat Panen Raya dan Pengawasan Lahan
Kapolri Jenderal Listyo Sigit menegaskan komitmen Polri mendukung program ketahanan pangan nasional. Ia menyampaikan hal ini dalam sambutan peringatan HUT Bhayangkara ke-79 di kawasan Monas, Jakarta. Hingga Juni 2025, panen raya mencapai 2,5 juta ton dari lahan produktif yang dimanfaatkan maksimal.
Program Pekarangan Pangan Bergizi jadi inisiatif penting dalam mengoptimalkan lahan tidur masyarakat. Polri memastikan distribusi hasil panen dan bantuan pemerintah tersalurkan secara adil dan transparan. Pengawasan ketat dilakukan agar tidak ada penyelewengan distribusi dalam rantai pangan masyarakat lokal.
Pihak kepolisian membangun sinergi lintas sektor dengan Kementerian Pertanian dan kelompok tani nasional. Tujuannya untuk menjaga distribusi pangan tetap lancar, akurat, dan sesuai kebutuhan petani di lapangan. Dengan pola koordinasi itu, ketahanan pangan Indonesia makin kuat secara menyeluruh dan terstruktur.
Kapolri mengatakan Polri juga memperkuat data distribusi pertanian menggunakan pendekatan digital modern. Sistem ini membantu memantau aliran logistik pangan serta produksi dari berbagai sentra pertanian nasional. Upaya tersebut menjadi bentuk nyata kontribusi Polri dalam menjamin kesejahteraan petani dan rakyat.
Rekrutmen Bintara Khusus dan Peran Bhabinkamtibmas Dorong Produktivitas Pertanian
Polri merekrut 593 personel Bintara Kompetensi Khusus dengan latar belakang pertanian secara profesional. Langkah ini diambil agar pengembangan pertanian nasional memiliki dukungan sumber daya yang berkualitas. Mereka akan menjadi tenaga operasional yang mendampingi petani dalam budidaya dan pengelolaan lahan.
Peran Bhabinkamtibmas juga ditingkatkan sebagai garda depan dalam proyek ketahanan pangan nasional. Mereka tak hanya menjalankan fungsi keamanan, tapi juga edukasi dan pendampingan di sektor pertanian. Dengan pendekatan personal ke masyarakat, mereka mampu membangun kepercayaan petani terhadap program.
Program kolaborasi dengan Kementan mencakup penanaman jagung seluas 429 ribu hektare di beberapa wilayah. Polri memastikan seluruh tahapan produksi dilakukan sesuai standar dan teknik pertanian terbaik. Langkah ini juga menciptakan lapangan kerja serta meningkatkan ketahanan ekonomi lokal masyarakat desa.
Dukungan tersebut juga hadir dalam bentuk pelatihan teknis dan pemberian peralatan pertanian mutakhir. Dengan fasilitas yang memadai, petani didorong meningkatkan produktivitas panen secara berkelanjutan. Kapolri optimis upaya ini mampu menjaga suplai pangan dan menstabilkan harga pasar dalam negeri.
Gudang Pangan dan Inovasi Digital Dukung Sistem Ketahanan Nasional
Polri membangun 18 gudang pangan di berbagai daerah sebagai pusat logistik hasil pertanian nasional. Gudang ini dilengkapi teknologi penyimpanan modern agar kualitas panen terjaga sebelum didistribusikan. Gudang juga menjadi tempat pengumpulan komoditas strategis untuk ekspor dan kebutuhan lokal terpenuhi.
Polri turut meluncurkan aplikasi Gugus Tugas Ketahanan Pangan untuk memantau seluruh proses pertanian. Aplikasi ini membantu koordinasi antar-instansi serta pelaporan cepat dari petani dan petugas lapangan. Transformasi digital tersebut menjadikan pengelolaan pertanian lebih efisien dan minim risiko kerugian.
Penggunaan bibit unggul dan pupuk organik menjadi bagian dari inovasi pertanian ramah lingkungan. Polri mendorong penggunaan teknologi tepat guna agar hasil panen meningkat tanpa merusak ekosistem. Teknologi ini juga memberi edukasi kepada petani tentang metode pertanian modern dan berkelanjutan.
Koperasi diposisikan sebagai pengelola utama distribusi dan penguatan posisi tawar petani nasional. Melalui koperasi, petani bisa mengakses pasar lebih luas dan memperoleh harga jual yang adil. Polri menjadikan koperasi sebagai mitra utama dalam sistem ketahanan pangan dari hulu ke hilir.
Target Ekspor Jagung dan Cita-Cita Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia
Ekspor jagung jadi langkah strategis Polri dalam menyerap hasil panen dan membuka pasar luar negeri. Sebanyak 1.200 ton jagung dikirim dari Kalimantan Barat ke Malaysia pada ekspor perdana bulan Juni. Kemudian, NTB mengirimkan 6.000 ton jagung ke Filipina sebagai bagian program ekspor bertahap nasional.
Polri menargetkan tanam jagung seluas 750 ribu hektare pada kuartal III tahun 2025 mendatang. Estimasi hasil panen berkisar 3 hingga 7,5 juta ton dengan penyerapan hasil yang terencana optimal. Lalu pada kuartal IV, target tanam naik jadi 1 juta hektare dengan hasil panen hingga 10 juta ton.
Kapolri menegaskan seluruh panen harus terserap secara maksimal oleh pasar domestik dan internasional. Kerja sama ekspor akan terus diperluas agar petani memperoleh nilai tambah dari produksi mereka. Dengan ekspor, Indonesia berpeluang besar memenuhi kebutuhan pangan kawasan Asia dan global.
Jenderal Sigit optimis sinergi nasional mampu mewujudkan Indonesia jadi lumbung pangan dunia. Ia menekankan pentingnya ketekunan seluruh elemen bangsa dalam menjalankan strategi pangan ini. Dengan keseriusan itu, Indonesia akan memiliki kemandirian pangan dan ketahanan ekonomi yang kuat.