Ribuan Sopir Truk Serentak Tolak Zero ODOL: Lima Tuntutan Mendesak Pemerintah

Advertisement

970x90px

Ribuan Sopir Truk Serentak Tolak Zero ODOL: Lima Tuntutan Mendesak Pemerintah

Kamis, 19 Juni 2025

 

Ribuan Sopir Truk Serentak Tolak Zero ODOL

Aksi Nasional Sopir Truk Melawan Aturan Zero ODOL

Pada 19 Juni 2025, ribuan sopir truk di berbagai daerah Indonesia melakukan aksi protes besar-besaran menolak penerapan kebijakan Zero Over Dimension Over Loading (Zero ODOL). Aksi dilakukan serentak dengan memarkir truk di jalan tol dan akses vital logistik sebagai bentuk perlawanan terhadap aturan baru yang dianggap merugikan sopir kecil.

Latar Belakang dan Dampaknya

Penerapan Zero ODOL direncanakan mulai 2026 sebagai respons atas kerusakan jalan yang terus meningkat akibat truk bermuatan lebih.

Namun, sopir truk menilai kebijakan ini hanya menyasar mereka tanpa menyentuh akar utama, yaitu sistem distribusi logistik yang tidak adil serta kurangnya tanggung jawab dari pemilik barang dan perusahaan logistik.

Kerusakan jalan, kecelakaan, hingga beban perbaikan infrastruktur yang tinggi kerap dijadikan alasan penerapan aturan ini. Tetapi di lapangan, sopir merasa terjepit karena diminta membawa muatan besar dengan imbalan kecil, dan bila terjadi pelanggaran, sopir yang justru dikorbankan.

Tuntutan Kunci Pengemudi Truk

Dalam aksi ini, para sopir menyampaikan lima tuntutan utama kepada pemerintah:

1. Revisi Pasal 277 UU LLAJ

Pasal ini dianggap tidak relevan untuk mengatur pelanggaran ODOL. Sopir meminta adanya revisi agar hukum tidak hanya menyasar kendaraan, tetapi juga melibatkan pemilik muatan dan perusahaan logistik yang sebenarnya ikut bertanggung jawab.

2. Penetapan Tarif Minimum Logistik

Tanpa adanya tarif minimum, sopir sering dipaksa mengambil muatan berlebih untuk menutupi biaya operasional. Penetapan tarif logistik minimum dinilai penting agar tidak ada pihak yang dieksploitasi demi efisiensi biaya distribusi.

3. Hentikan Kriminalisasi Sopir

Sopir menuntut perlindungan hukum agar tidak lagi dikriminalisasi dalam kasus pelanggaran ODOL. Mereka meminta agar proses hukum tidak hanya menargetkan pengemudi, tapi juga aktor di balik sistem distribusi yang tidak transparan.

4. Pemberantasan Premanisme dan Pungli

Di lapangan, praktik pungutan liar oleh oknum tertentu masih terjadi. Para sopir mendesak agar penegakan hukum ditegakkan terhadap segala bentuk premanisme dan pungli yang memperburuk kondisi kerja mereka.

5. Penegakan Hukum yang Adil dan Setara

Para sopir menuntut agar aturan diterapkan secara merata tanpa memihak. Perusahaan besar tak boleh dibiarkan lolos, sementara sopir kecil terus ditekan oleh aturan yang berat sebelah.

Aksi di Berbagai Wilayah

Aksi ini berlangsung di berbagai wilayah, mulai dari Bandung, Trenggalek, hingga Surabaya. Di Bandung, sopir memarkir truk di sejumlah akses tol, membuat arus lalu lintas terganggu.

Di Jawa Timur, lebih dari 200 truk memblokade ruas jalan nasional, sementara di Surabaya sopir menggelar aksi damai di depan kantor gubernur, menuntut pemerintah daerah menyampaikan aspirasi mereka ke pusat.

Meski sempat menimbulkan kemacetan, para sopir menegaskan bahwa aksi ini dilakukan secara damai dan hanya akan dihentikan jika ada kepastian sikap dari pemerintah pusat terkait tuntutan mereka.

Respon Pemerintah dan Proyeksi Ke Depan

Pemerintah menyatakan tengah menyusun aturan pendukung untuk pelaksanaan Zero ODOL, termasuk rencana pemberian insentif dan sanksi bagi pelanggaran. Beberapa pejabat menyebut bahwa akan ada skema insentif bagi pelaku industri logistik yang patuh terhadap regulasi.

Namun hingga kini, belum ada keputusan resmi mengenai penundaan atau revisi aturan Zero ODOL. Jika tidak ada respon konkret, para sopir siap melanjutkan aksi dalam skala lebih besar hingga tanggal 21 Juni 2025.

Ancaman Krisis Logistik?

Jika aksi ini terus berlanjut tanpa penyelesaian, dikhawatirkan distribusi logistik nasional akan terganggu. Banyak pelaku usaha yang sudah mengeluhkan keterlambatan pengiriman barang akibat aksi blokade.

Pemerintah diminta bergerak cepat agar kebijakan ini tidak menimbulkan krisis berkepanjangan. Selain itu, ada harapan dari para sopir bahwa kebijakan terkait transportasi logistik ke depan harus mempertimbangkan keadilan sosial dan perlindungan terhadap pekerja lapangan.

 

Video

Video