Harga Minyak Dunia Sedikit Naik di Tengah Redanya Ketegangan Dagang Global

Advertisement

970x90px

Harga Minyak Dunia Sedikit Naik di Tengah Redanya Ketegangan Dagang Global

Minggu, 27 Juli 2025

 

Harga Minyak Dunia Sedikit Naik di Tengah Redanya Ketegangan Dagang Global

Stabilitas Dagang Global Dorong Kenaikan Harga Minyak

Harga minyak mentah dunia mencatat kenaikan moderat seiring adanya perkembangan positif dalam hubungan dagang antara negara ekonomi utama. Kesepakatan kerangka kerja perdagangan antara Amerika Serikat dan Uni Eropa memberi angin segar bagi pasar energi global. Selain itu, potensi perpanjangan masa jeda tarif antara AS dan China turut menciptakan ekspektasi positif.

Brent, acuan global untuk minyak mentah, naik 20 sen atau 0,29% menjadi US$ 68,64 per barel. West Texas Intermediate (WTI), acuan minyak AS, turut menguat 15 sen atau 0,23% ke posisi US$ 65,31 per barel. Kenaikan ini menunjukkan pasar minyak merespons stabilitas geopolitik dengan optimisme meski terbatas.

Analis IG Markets, Tony Sycamore, menyebut sentimen positif ini muncul karena kekhawatiran terhadap eskalasi perang dagang perlahan mereda. Menurutnya, pelonggaran tenggat tarif dan tercapainya konsensus antara mitra dagang utama mendukung kinerja pasar komoditas.

Kesepakatan Dagang AS-Uni Eropa dan Dampaknya


Perjanjian perdagangan baru antara AS dan Uni Eropa mencegah potensi konflik dagang yang bisa mengancam kestabilan permintaan global. Kedua pihak menguasai hampir sepertiga total perdagangan dunia, sehingga setiap ketegangan memiliki dampak signifikan. 

Tertandatanganinya kesepakatan pada hari Minggu menunjukkan komitmen kerja sama jangka panjang. Kesepakatan ini dinilai mampu meredam risiko penurunan konsumsi energi yang selama ini menghantui pasar. 

Ketegangan geopolitik sering kali menimbulkan kekhawatiran pelemahan permintaan bahan bakar, terutama dari sektor manufaktur dan logistik. Oleh karena itu, kabar ini menjadi angin segar bagi industri minyak. 

Di sisi lain, pertemuan lanjutan antara pejabat tinggi AS dan China juga menunjukkan arah positif. Pertemuan itu bertujuan memperpanjang jeda pemberlakuan tarif baru, menjelang tenggat waktu penting pada 12 Agustus. Bila perundingan ini berhasil, sentimen pasar bisa kembali membaik.

Peran Venezuela dan Kebijakan OPEC+ dalam Harga Minyak


Harga minyak sempat mencapai titik terendah dalam tiga pekan pada Jumat lalu akibat kekhawatiran pasokan tambahan dari Venezuela. Perusahaan migas milik negara PDVSA bersiap menghidupkan kembali proyek patungan dengan mitra asing. 

Ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengizinkan kembali mekanisme ekspor minyak berbasis skema swap. Langkah tersebut memungkinkan produksi Venezuela meningkat secara bertahap, meskipun belum sepenuhnya pulih. 

Produksi yang bertambah bisa menambah tekanan pada harga, terutama bila pasokan melebihi permintaan. Namun, pasar tampaknya masih melihat langkah ini dalam konteks jangka menengah dan belum bereaksi drastis. 

Di sisi lain, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) tengah meninjau ulang strategi produksi mereka. Pertemuan panel pengawas OPEC+ dijadwalkan Senin siang waktu setempat untuk membahas potensi penyesuaian volume produksi.

Prediksi Pasar: Produksi dan Permintaan Masih Jadi Faktor Penentu


Beberapa delegasi OPEC+ menyatakan kemungkinan besar kelompok tersebut tetap pada rencana awal, yakni menambah produksi sebesar 548.000 barel per hari mulai Agustus. Namun demikian, beberapa sumber internal menyebut keputusan tersebut masih bersifat tentatif dan dapat berubah sesuai dinamika pasar. 

Bank investasi ING memprediksi bahwa OPEC+ akan mengembalikan pasokan secara bertahap hingga mencapai tambahan 2,2 juta barel per hari pada akhir September. Proses ini akan dimulai dari peningkatan moderat sebesar 280.000 barel pada bulan depan. 

Strategi bertahap ini dinilai lebih aman agar harga tetap terkendali. Analis JP Morgan turut mencatat adanya peningkatan permintaan global sebesar 600.000 barel per hari pada Juli jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

Meski begitu, stok minyak global juga meningkat 1,6 juta barel per hari. Fakta ini menunjukkan bahwa pasar masih berada dalam fase penyeimbangan antara suplai dan permintaan.

Video

Video