Indonesia Tunjukkan Solidaritas pada Qatar
Kehadiran Menlu RI Sugiono di Doha menjadi bukti nyata komitmen Indonesia terhadap solidaritas dunia Islam. Dalam forum luar biasa tersebut, ia menyampaikan salam Presiden Prabowo Subianto yang sebelumnya sudah menemui Emir Qatar pada 12 September 2025.
Pertemuan itu dipandang sebagai isyarat diplomasi tingkat tinggi yang menegaskan posisi Indonesia dalam mendukung stabilitas regional. Sugiono menegaskan bahwa kunjungan Prabowo ke Doha tidak sebatas kunjungan simbolik, melainkan pesan politik yang jelas.
Indonesia ingin menekankan dukungan terhadap Qatar setelah serangan Israel yang memicu keguncangan internasional. Melalui pernyataan tersebut, Jakarta menunjukkan empati mendalam kepada korban dan menyatakan berdiri bersama rakyat Qatar di masa sulit.
Solidaritas ini dianggap strategis dalam kerangka hubungan bilateral sekaligus posisi Indonesia di Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Dalam konteks geopolitik, dukungan terhadap Qatar juga menjadi bentuk konsistensi Indonesia menjaga perdamaian dan menolak agresi yang merusak stabilitas kawasan.
Agresi Israel dan Pelanggaran Hukum Internasional
Sugiono menilai serangan Israel ke Doha sebagai bentuk nyata pelanggaran serius terhadap hukum internasional. Aksi tersebut bukan hanya mengancam kedaulatan sebuah negara, melainkan juga merusak fondasi diplomasi global.
Pernyataan keras ini mencerminkan sikap Indonesia yang konsisten membela prinsip keadilan dalam tatanan dunia. Menurutnya, serangan ke Qatar menambah daftar panjang tindakan Israel yang tidak tersentuh mekanisme hukum internasional.
Situasi tersebut menguatkan kesan adanya impunitas yang dibiarkan berlangsung selama puluhan tahun. Dampaknya, kepercayaan terhadap lembaga internasional semakin tergerus di mata dunia Islam. Indonesia menegaskan bahwa tragedi di Doha tidak dapat dipandang sebagai insiden tunggal.
Serangan itu harus dibaca dalam konteks konflik berkepanjangan yang melibatkan Palestina dan seluruh kawasan Timur Tengah. Ketidakadilan yang terus dibiarkan hanya akan melahirkan ketegangan baru yang berisiko meluas.
Dorongan Indonesia untuk Aksi Kolektif OKI
Dalam forum KTT darurat, Sugiono mendorong agar OKI tidak berhenti pada kecaman formal semata. Ia meminta negara-negara anggota segera mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menindaklanjuti serangan Israel dengan langkah konkret.
Menurutnya, akuntabilitas internasional hanya dapat ditegakkan melalui mekanisme sanksi yang jelas. Sugiono menegaskan bahwa momen ini harus dimanfaatkan sebagai titik balik. OKI, sebagai organisasi dengan legitimasi besar, tidak boleh sekadar mengeluarkan pernyataan retoris.
Sebaliknya, organisasi harus menunjukkan keberanian untuk memobilisasi tekanan diplomatik yang efektif. Indonesia berharap langkah kolektif itu akan memberi pesan kuat kepada Israel maupun komunitas internasional.
Bahwa dunia Islam bersatu menolak pelanggaran kedaulatan dan menuntut penghormatan penuh terhadap hukum internasional. Tanpa aksi nyata, kredibilitas lembaga internasional dipertaruhkan.
Visi Indonesia untuk Perdamaian Palestina
Bagi Indonesia, solusi utama dalam meredam konflik di Timur Tengah tetap pada terwujudnya negara Palestina merdeka. Sugiono menegaskan kembali pentingnya mewujudkan Palestina berdaulat dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota, sesuai resolusi PBB yang berlaku.
Hal itu dipandang sebagai jalan paling rasional menuju perdamaian abadi. Indonesia menilai bahwa perjuangan Palestina tidak hanya menyangkut rakyatnya semata, melainkan juga simbol keteguhan dunia Islam membela keadilan.
Dukungan terhadap Palestina sekaligus menunjukkan komitmen global terhadap penegakan hukum internasional. Pesan ini disampaikan Sugiono untuk menegaskan konsistensi Indonesia dalam isu tersebut. KTT darurat di Doha diharapkan menjadi tonggak bersejarah bagi OKI.
Forum ini bukan sekadar ruang berkumpul, melainkan arena memperkuat solidaritas politik dan kemanusiaan. Indonesia ingin memastikan bahwa keputusan yang lahir dari forum ini benar-benar berdampak nyata bagi rakyat Palestina dan stabilitas kawasan.