Penguatan Kerja Sama Industri Indonesia–Rusia Menuju Investasi Strategis

Advertisement

Penguatan Kerja Sama Industri Indonesia–Rusia Menuju Investasi Strategis

Rabu, 17 September 2025

 

Penguatan Kerja Sama Industri Indonesia–Rusia Menuju Investasi Strategis

Pertemuan Bilateral di Forum BRICS

Pada ajang BRICS Forum on Partnership on New Industrial Revolution (PartNIR) 2025 di Xiamen, Tiongkok, Indonesia dan Rusia kembali menegaskan agenda kerja sama industrinya. Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza melakukan pertemuan dengan Aleksei Vladimirovich Gruzdev, Wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan Federasi Rusia. 

Pertemuan bilateral yang berlangsung pada 15–17 September 2025 itu membahas sejumlah prioritas strategis. Salah satu fokus utama adalah finalisasi nota kesepahaman (MoU) yang sebelumnya telah dibahas, khususnya di sektor industri perkapalan. Kedua pihak menekankan pentingnya memperkuat kolaborasi maritim demi meningkatkan kapasitas galangan kapal nasional. 

Indonesia memandang langkah ini sebagai upaya strategis untuk memperkuat daya saing industri maritim. Selain perkapalan, agenda diskusi juga mencakup peluang investasi di bidang infrastruktur yang menopang pertumbuhan industri. 

Beberapa bidang yang dibahas antara lain pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir, jaringan rel kereta api di Nusantara, serta pengembangan produksi gas untuk kebutuhan manufaktur. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia berusaha memperluas basis kerja sama guna meningkatkan ketahanan industri.

Perluasan Sektor Industri Strategis


Produksi aluminium dan pengembangan kawasan industri turut menjadi fokus pembahasan. Indonesia menilai ada peluang besar untuk memanfaatkan keahlian dan teknologi Rusia dalam memperkuat sektor ini. Langkah tersebut sejalan dengan strategi nasional untuk membangun klaster industri yang mampu bersaing di tingkat regional dan global.

Sektor pupuk juga menjadi perhatian utama. Perusahaan besar Rusia seperti Uralchem, Uralkali, dan PhosAgro berkomitmen meningkatkan pasokan pupuk ke Indonesia. Kolaborasi ini diharapkan memperkuat ketahanan pangan serta mendukung produktivitas pertanian nasional secara berkelanjutan.

Pada kesempatan yang sama, Indonesia menyampaikan kesiapan untuk menjadi Partner Country dalam pameran industri internasional INNOPROM 2026 di Rusia. Partisipasi ini menjadi bagian dari strategi transformasi industri nasional menuju basis industri berteknologi tinggi, berorientasi ekspor, dan berdaya saing global.

Penguatan Sektor Teknologi Tinggi dan Kesehatan


Di bidang farmasi dan peralatan medis, Indonesia menyatakan dukungan terhadap kemitraan berbasis joint venture dan transfer teknologi. Kolaborasi ini diharapkan memperkenalkan produk kesehatan inovatif sekaligus memperluas kapasitas produksi dalam negeri. 

Selain itu, kerja sama ini juga berpotensi memperkuat rantai pasok dan akses terhadap teknologi medis mutakhir. Kesempatan di sektor metalurgi juga terbuka lebar. Minat Rusia dalam menjajaki kerja sama di bidang ini disambut positif sebagai bagian dari integrasi industri yang lebih luas. 

Transfer teknologi berorientasi keberlanjutan menjadi aspek penting untuk memastikan manfaat jangka panjang bagi kedua negara. Namun demikian, industri galangan kapal tetap menjadi salah satu pilar utama. 

Indonesia mendorong percepatan penyelesaian MoU di sektor ini guna memperkuat kerja sama shipbuilding. Dengan kolaborasi yang lebih erat, kedua negara berharap dapat mengembangkan industri perkapalan yang mendukung perdagangan dan keamanan maritim.

Kolaborasi Ilmiah dan Material Baru


Di luar sektor tradisional, Indonesia dan Rusia juga menjajaki kerja sama di bidang krisotil. Material ini banyak digunakan dalam industri konstruksi dan aplikasi teknis lainnya. Indonesia mengapresiasi dukungan Rusia, termasuk pelatihan bagi tenaga laboratorium Indonesia pada 2024, sebagai bentuk nyata kerja sama ilmiah.

Inisiatif ini menegaskan bahwa hubungan bilateral tidak hanya sebatas perdagangan, melainkan juga mencakup transfer pengetahuan dan pengembangan riset. Kerja sama semacam ini diharapkan memberi manfaat luas di berbagai bidang industri.

Bagi Indonesia, keterlibatan dalam proyek-proyek ilmiah ini menjadi bagian dari komitmen untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Dengan mengombinasikan potensi sumber daya dengan teknologi Rusia, Indonesia berupaya menghadirkan inovasi industri yang bertanggung jawab.

Prospek Ekonomi dan Dinamika Perdagangan


Hubungan ekonomi Indonesia–Rusia terus menunjukkan tren positif. Pada 2024, total perdagangan nonmigas kedua negara mencapai US$ 3,3 miliar, naik 13,38 persen sejak 2020. Pencapaian ini menegaskan pentingnya hubungan dagang kedua negara di kawasan.

Ekspor Indonesia ke Rusia pada 2024 tercatat senilai US$ 3,3 miliar. Produk utama yang diekspor meliputi karet dan turunannya, kopi, kakao, teh, alas kaki, komponen elektronik, serta produk kimia. Hal ini memperlihatkan peran Indonesia sebagai pemasok andal baik untuk bahan mentah maupun produk olahan.

Investasi Rusia di Indonesia pada 2024 mencapai US$ 262,7 juta. Sebagian besar diarahkan pada sektor industri yang mendukung agenda transformasi nasional. Ke depan, dasar kerja sama ini diharapkan dapat membuka peluang investasi lebih besar, memperdalam integrasi industri, dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.

Video

Video