Pertemuan Strategis Bupati Dharmasraya dengan Menteri Pertanian
Dalam konteks pembangunan sektor pertanian, sinergi antara pemerintah daerah dan pusat menjadi faktor kunci. Bupati Dharmasraya, Annisa Suci Ramadhani, melakukan langkah penting dengan bertemu Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, untuk menyampaikan berbagai program prioritas daerah.
Pertemuan yang berlangsung di kediaman Mentan ini menjadi momentum strategis dalam memperkuat komitmen swasembada pangan nasional. Dalam kapasitas sebagai pakar kebijakan pertanian, saya melihat agenda ini bukan sekadar pertemuan formal.
Kehadiran Annisa bersama Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade, menunjukkan konsolidasi lintas level politik untuk memastikan aspirasi petani tersampaikan. Dukungan penuh dari Mentan memperlihatkan keseriusan pemerintah pusat dalam mempercepat pembangunan pertanian berbasis daerah.
Dialog yang dilakukan sejak pagi hari menandakan urgensi isu yang dibawa. Topik yang diangkat mulai dari infrastruktur pascapanen hingga distribusi pupuk bersubsidi. Bagi petani, penyelesaian masalah ini dapat berdampak langsung pada produktivitas serta kesejahteraan mereka.
Tantangan Infrastruktur Pertanian di Daerah
Salah satu isu utama yang disampaikan Bupati Annisa adalah kebutuhan mesin pengering hasil panen atau dryer. Kabupaten Dharmasraya, dengan produksi pertanian yang meningkat, masih menghadapi keterbatasan sarana pascapanen. Tanpa ketersediaan dryer yang memadai, hasil panen berisiko mengalami penurunan kualitas akibat kadar air yang tinggi.
Sebagai analis pertanian, saya menilai permintaan ini sangat relevan. Ketersediaan dryer tidak hanya membantu petani menjaga kualitas gabah atau jagung, tetapi juga memperpanjang daya simpan hasil panen. Dalam jangka panjang, hal ini mendukung stabilitas harga di pasar lokal maupun nasional.
Menteri Pertanian merespons positif permintaan tersebut. Dukungan berupa hibah peralatan pertanian, seperti hand traktor hingga pengadaan bibit, menjadi indikasi bahwa pemerintah pusat berkomitmen meningkatkan kapasitas produksi daerah. Ini adalah langkah nyata menuju pertanian modern yang lebih efisien.
Persoalan Harga Pupuk dan Aspirasi Petani
Selain masalah infrastruktur, Bupati Annisa juga membawa keluhan petani terkait harga pupuk bersubsidi. Meskipun ada ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET), kenyataannya harga pupuk di lapangan masih berada di atas ketentuan. Kondisi ini jelas membebani petani yang bergantung pada pupuk untuk menjaga produktivitas lahan.
Dari perspektif kebijakan, persoalan ini perlu mendapat perhatian serius. Harga pupuk yang tidak sesuai HET dapat menekan margin keuntungan petani dan menurunkan daya beli masyarakat tani. Maka, keberanian pemerintah daerah menyampaikan hal ini langsung ke Mentan menunjukkan kepedulian pada stabilitas sektor pertanian.
Solusi yang ditawarkan Mentan di forum tersebut menjadi sinyal positif. Penyesuaian harga pupuk bersubsidi agar lebih sesuai regulasi diharapkan dapat segera direalisasikan. Dengan demikian, petani tidak lagi terbebani oleh ongkos produksi yang tinggi.
Upaya Meningkatkan Produksi dan Stabilitas Harga Gabah
Selain pupuk, Annisa juga mengusulkan bantuan bibit tanaman perkebunan seperti kopi, kakao, dan jagung. Diversifikasi ini sangat penting dalam menjaga ketahanan pangan sekaligus memperkuat daya saing produk pertanian daerah.
Permintaan tersebut sejalan dengan tren global yang menempatkan komoditas perkebunan sebagai sektor potensial. Mentan menyambut baik usulan ini dengan menyalurkan berbagai program pendukung. Tidak hanya bibit, bantuan berupa ternak kambing dan alat pertanian diberikan untuk memperluas basis produksi.
Dukungan langsung dari kementerian ini diyakini mampu mempercepat pembangunan pertanian berkelanjutan di Dharmasraya. Di sisi lain, keluhan petani terkait rendahnya harga gabah juga menjadi sorotan. Harga gabah yang masih di bawah Rp6.500 per kilogram menurunkan daya tawar petani di pasar.
Dengan fasilitasi langsung dari Mentan, pertemuan juga melibatkan Dirut Bulog untuk mencari solusi konkret. Komitmen pembangunan gudang Bulog di Dharmasraya menjadi langkah strategis dalam menjaga stabilitas harga gabah di tingkat petani.
Komitmen Menuju Swasembada Pangan Nasional
Kebijakan pembangunan pertanian di Dharmasraya tidak terlepas dari visi besar Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan swasembada pangan. Pemerintah daerah, melalui langkah konkret seperti pembangunan gudang Bulog, berperan aktif mendukung program nasional tersebut. Dengan pendekatan ini, petani memiliki akses lebih dekat dalam menjual gabah ke Bulog dengan harga yang lebih stabil.
Sebagai pakar, saya melihat kolaborasi lintas aktor pemerintah pusat, DPR, dan pemerintah daerah merupakan model efektif untuk mempercepat pencapaian target pangan nasional. Sinergi ini menunjukkan bahwa pembangunan pertanian tidak dapat berjalan parsial, melainkan harus terintegrasi dalam sistem rantai pasok.
Apresiasi yang disampaikan Bupati Annisa dan Andre Rosiade kepada Mentan bukan sekadar simbolis. Dukungan nyata dalam bentuk bantuan sarana prasarana, bibit, hingga solusi harga gabah memperlihatkan bahwa kebijakan ini benar-benar berpihak pada petani. Dengan arah kebijakan yang tepat, Dharmasraya dapat menjadi contoh daerah yang berhasil memanfaatkan momentum pembangunan pertanian nasional.