Taiwan Tarik Indomie Varian Soto Banjar, Indofood Pastikan Aman untuk Konsumsi

Advertisement

Taiwan Tarik Indomie Varian Soto Banjar, Indofood Pastikan Aman untuk Konsumsi

Senin, 15 September 2025

 

Taiwan Tarik Indomie Varian Soto Banjar

Latar Belakang Penarikan Produk

Otoritas Taiwan mengambil langkah cepat dengan menarik sementara Indomie varian Soto Banjar Limau Kuit dari peredaran. Tindakan ini dilakukan usai ditemukannya residu etilen oksida melebihi batas aman pada satu batch produk. Penarikan bersifat lokal, terbatas pada pasar Taiwan, dan bukan larangan global.

Temuan tersebut menyoroti perbedaan regulasi pangan antarnegara, terutama dalam batas maksimum residu pestisida. Regulasi di Taiwan menerapkan standar ketat terhadap etilen oksida pada produk pangan. Hal ini yang menjadi dasar keputusan otoritas setempat untuk menarik produk terkait.

Pihak Taiwan juga menekankan bahwa investigasi masih berlangsung. Otoritas pangan mereka berupaya memastikan apakah produk dengan batch sama turut didistribusikan ke wilayah lain. Salah satunya adalah Hong Kong yang turut dipantau oleh Center for Food Safety.

Penjelasan Resmi Indofood


PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) langsung merespons isu tersebut melalui pernyataan resmi. Perusahaan menegaskan bahwa seluruh produk Indomie yang diproduksi di Indonesia memenuhi standar keamanan pangan nasional. Sertifikasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Standar Nasional Indonesia (SNI) sudah dimiliki.

Selain itu, fasilitas produksi Indofood juga telah terverifikasi melalui standar internasional ISO 22000 dan FSSC 22000. Kedua sertifikasi ini merupakan acuan global untuk sistem manajemen keamanan pangan. Indofood menekankan bahwa penerapan standar tersebut berlaku konsisten di seluruh lini produksi.

Dalam keterangannya, perusahaan juga menyebut produk Indomie telah sesuai dengan Codex Standard for Instant Noodles. Hal ini merupakan standar internasional yang diakui secara global dalam pengaturan produk pangan olahan. Dengan demikian, klaim keamanan produk tidak hanya berbasis nasional, tetapi juga selaras dengan aturan internasional.

Perbedaan Regulasi Pangan Indonesia dan Taiwan


Salah satu poin utama yang diangkat Indofood adalah adanya perbedaan standar antarnegara. Regulasi di Indonesia tidak sama persis dengan aturan pangan di Taiwan. Perbedaan inilah yang menjadi latar belakang terjadinya kasus temuan residu etilen oksida.

Di Indonesia, Indomie varian Soto Banjar Limau Kuit telah mendapat izin edar BPOM. Artinya, produk tersebut telah melalui proses verifikasi resmi dan dinyatakan aman untuk dikonsumsi masyarakat. Hal ini membuktikan kepatuhan produsen pada ketentuan pangan domestik.

Indofood menegaskan bahwa persyaratan ekspor juga selalu dipenuhi sesuai aturan negara tujuan. Namun, karena ada disparitas regulasi, tidak menutup kemungkinan terjadi perbedaan interpretasi standar keamanan pangan. Kasus Taiwan menjadi salah satu contoh nyata dari dinamika perdagangan lintas batas.

Tindak Lanjut dan Koordinasi dengan Otoritas


Indofood saat ini terus menjalin komunikasi dengan BPOM dan otoritas Taiwan. Tujuannya untuk memastikan kejelasan penyebab temuan serta langkah korektif yang diperlukan. Proses ini melibatkan investigasi menyeluruh terhadap rantai distribusi produk ekspor.

BPOM sendiri telah memberikan klarifikasi bahwa izin edar produk di Indonesia tetap berlaku. Produk dengan varian yang sama masih dapat beredar di pasar domestik. Konsumen di Indonesia tidak perlu khawatir karena keamanan pangan tetap terjamin sesuai regulasi.

Sementara itu, Taiwan melalui Food and Drug Administration (FDA) menekankan bahwa produk bermasalah akan ditarik hingga batas waktu tertentu. Investigasi lanjutan dilakukan untuk menilai apakah risiko kesehatan publik benar-benar signifikan. Penyelidikan juga diperluas ke Hong Kong guna memastikan distribusi batch terkait.

Perspektif Keamanan Pangan Global


Kasus ini menjadi pengingat pentingnya harmonisasi standar keamanan pangan internasional. Perbedaan regulasi antarnegara berpotensi menimbulkan tantangan bagi pelaku ekspor. Produk yang dianggap aman di satu negara, bisa saja bermasalah di negara lain.

Dalam konteks perdagangan global, koordinasi lintas otoritas sangat dibutuhkan. Hal ini akan meminimalkan risiko ketidaksesuaian standar yang bisa berdampak pada citra merek. Indofood sebagai produsen besar tentu berkepentingan menjaga reputasi produknya di pasar internasional.

Di sisi lain, konsumen juga semakin kritis terhadap aspek keamanan pangan. Transparansi dan kecepatan respons perusahaan menjadi faktor penting dalam membangun kepercayaan publik. Kasus penarikan Indomie di Taiwan menjadi pembelajaran berharga bagi semua pihak.

Video

Video