Gunung Semeru Kembali Erupsi, Kolom Letusan Capai 700 Meter di Atas Puncak

Advertisement

970x90px

Gunung Semeru Kembali Erupsi, Kolom Letusan Capai 700 Meter di Atas Puncak

Kamis, 10 Juli 2025

 

Gunung Semeru Kembali Erupsi, Kolom Letusan Capai 700 Meter di Atas Puncak

Aktivitas Gunung Semeru Meningkat Pagi Hari dengan Erupsi Setinggi 700 Meter


Gunung Semeru yang terletak di perbatasan Lumajang dan Malang kembali menunjukkan aktivitas vulkanik signifikan. Letusan pagi hari tadi terekam pukul 06.31 WIB dengan tinggi kolom mencapai 700 meter. Kolom abu teramati berwarna kelabu tebal dan bergerak ke arah tenggara kawasan gunung. 

Tinggi kolom abu tersebut berada pada ketinggian 4.376 meter dari permukaan laut. Data ini disampaikan langsung oleh Yadi Yuliandi dari Pos Pengamatan Gunung Semeru. Erupsi Gunung Semeru tercatat melalui seismograf dengan kekuatan amplitudo maksimum sebesar 22 mm. 

Durasi gempa letusan berlangsung selama 126 detik dan menjadi bagian dari pola aktivitas rutin. Gunung tertinggi di Pulau Jawa ini memang masih aktif dengan dominasi gempa letusan harian. Meski demikian, belum ada tanda peningkatan status vulkanik secara signifikan dalam pengamatan terkini. 

Masyarakat diminta terus waspada terhadap perkembangan aktivitas gunung tersebut. Yadi menyampaikan bahwa kondisi ini masih dalam batas kewaspadaan meskipun letusan cukup tinggi. Status Semeru masih berada di level II atau waspada sejak beberapa waktu lalu. 

PVMBG Larang Aktivitas di Sekitar Besuk Kobokan hingga Radius Delapan Kilometer


Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan batasan ketat di sektor tenggara gunung. Masyarakat dilarang keras beraktivitas di sekitar Besuk Kobokan dalam radius delapan kilometer. 

Peringatan ini dikeluarkan untuk menghindari ancaman langsung dari awan panas dan lahar. Di luar area tersebut, masih ada larangan aktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai. Tindakan ini sebagai antisipasi terhadap potensi aliran material vulkanik mendadak. 

Potensi bahaya semakin besar bila masyarakat tetap memaksa beraktivitas di zona terlarang. Awan panas dapat menjangkau hingga 13 kilometer dari pusat letusan Gunung Semeru. Besuk Kobokan yang menjadi jalur utama aliran lava sangat rentan terhadap guguran material panas. 

Selain itu, sungai yang berada di sekitarnya berisiko menjadi jalur lahar hujan. PVMBG meminta masyarakat mengikuti petunjuk demi keselamatan semua pihak di lapangan. Bukan hanya zona utama, area penyangga turut menjadi perhatian dalam rekomendasi keselamatan.

Masyarakat Diminta Waspadai Lahar Hujan dan Guguran Lava dari Puncak Semeru


Masyarakat sekitar Gunung Semeru diimbau terus meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya sekunder letusan. Salah satu potensi bahaya utama adalah lahar hujan yang bisa terbentuk sewaktu-waktu. Sungai dan lembah dengan hulu di puncak gunung berisiko besar menjadi jalur aliran tersebut. Beberapa aliran yang perlu diwaspadai mencakup Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. 

Aliran-aliran ini berpotensi membawa material vulkanik hingga ke permukiman warga. Saat hujan mengguyur puncak, lahar bisa mengalir deras dan membawa batu besar serta material panas. Kecepatan aliran lahar sangat sulit diprediksi dan bisa menimbulkan kerusakan parah. 

Oleh karena itu, masyarakat diminta menghindari jalur sungai kecil anak Besuk Kobokan. Semua pihak diharapkan tetap mengikuti arahan resmi dari pemerintah setempat dan PVMBG. Peringatan dan informasi terkini penting untuk mencegah terjadinya korban jiwa.

Gunung Semeru saat ini memang dalam kondisi aktif dan belum menunjukkan penurunan aktivitas signifikan. Seluruh aktivitas masyarakat yang berada di sekitar gunung harus diawasi ketat. Keselamatan warga menjadi prioritas utama dalam setiap upaya mitigasi bencana yang dilakukan. 



Video

Video