Strategi PBSI: Fajar/Fikri Absen di Macau untuk Fokus Kejuaraan Dunia

Advertisement

970x90px

Strategi PBSI: Fajar/Fikri Absen di Macau untuk Fokus Kejuaraan Dunia

Selasa, 29 Juli 2025

 

Strategi PBSI: Fajar/Fikri Absen di Macau untuk Fokus Kejuaraan Dunia

Keputusan Strategis Jelang Turnamen Besar

Pasangan ganda putra Indonesia, Fajar Alfian dan Muhammad Shohibul Fikri, resmi ditarik dari turnamen Macau Open 2025. Keputusan ini disampaikan langsung oleh pelatih kepala ganda putra Pelatnas PBSI, Antonius Budi Ariantho, sebagai bagian dari strategi jangka pendek. Penarikan ini dilakukan bahkan sebelum dimulainya China Open.

Fajar/Fikri sebelumnya dijadwalkan untuk tampil di tiga kejuaraan berturut: Japan Open, China Open, dan Macau Open. Namun, dengan pertimbangan fisik dan fokus kompetisi, PBSI memutuskan mereka hanya tampil di dua negara. Tujuan utama keputusan ini adalah menjaga kebugaran serta memaksimalkan persiapan Kejuaraan Dunia 2025 di Paris.

Selain itu, jadwal padat dan kebutuhan adaptasi membuat PBSI berhati-hati dalam menempatkan pasangan di turnamen tingkat Super 300. Fokus utama diarahkan pada ajang bergengsi seperti Kejuaraan Dunia yang memberikan poin besar dan gengsi tinggi.

Dinamika Skuad dan Faktor Non-Teknis


Fajar dan Fikri awalnya dipasangkan untuk menjaga ritme pertandingan keduanya. Hal ini karena pasangan asli mereka, Rian Ardianto dan Daniel Marthin, tengah menjalani masa istirahat karena alasan berbeda. Rian tengah menanti kelahiran anaknya, sedangkan Daniel dalam proses pemulihan cedera.

Dengan kombinasi sementara ini, PBSI berharap keduanya tetap dalam kondisi kompetitif dan mampu mendongkrak performa sektor ganda putra. Terbukti, langkah ini membuahkan hasil positif ketika Fajar/Fikri keluar sebagai juara di ajang China Open Super 1000. Kemenangan ini memberi dampak moral dan teknis yang signifikan bagi sektor ganda putra.

Meski sukses di China, keduanya tetap dipisah setelahnya. Fajar akan kembali berpasangan dengan Rian, sedangkan Fikri akan menunggu kejelasan status Daniel untuk kembali tampil bersama. Rotasi ini dilakukan demi menjaga kontinuitas performa dan konsistensi pasangan utama.

Fokus Menuju Kejuaraan Dunia 2025


Keputusan menarik Fajar/Fikri dari Macau juga tak lepas dari persiapan menuju Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2025. Ajang ini akan berlangsung pada 25–31 Agustus di Paris, Prancis. PBSI kini mulai mengatur strategi optimal dalam memilih pasangan terbaik yang akan dikirim ke turnamen tersebut.

Ganda putra menjadi salah satu sektor andalan Indonesia. Terakhir kali Indonesia meraih gelar di Kejuaraan Dunia adalah melalui pasangan senior Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan pada tahun 2019. Setelah itu, belum ada pasangan ganda putra yang berhasil menembus podium tertinggi.

Mengingat pentingnya turnamen ini, PBSI melakukan evaluasi menyeluruh terhadap stamina, performa, dan kesiapan teknis para pemain. Fajar dan Rian diyakini memiliki peluang besar untuk mengulang sukses, dengan modal pengalaman dan chemistry yang sudah terbentuk lama.

Harapan Baru dan Evaluasi Prestasi


Kemenangan Fajar/Fikri di China Open menjadi sinyal positif bagi sektor ganda putra yang sempat stagnan. PBSI berharap pencapaian ini menjadi titik balik bagi prestasi Indonesia di level elite. Konsistensi dan rotasi cerdas menjadi kunci menjaga performa atlet di tengah kalender turnamen yang padat.

Selain itu, prestasi ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti yang menjadi runner-up di Kejuaraan Dunia 2023 memberikan inspirasi tambahan. PBSI menargetkan minimal dua sektor bisa lolos ke babak final tahun ini. Hal ini penting demi menjaga dominasi Indonesia di panggung internasional.

Langkah menarik mundur pasangan dari turnamen kelas menengah seperti Macau Open menegaskan orientasi PBSI pada prioritas. Keputusan ini bukan karena keraguan, melainkan kalkulasi cermat atas peluang emas yang lebih besar di kejuaraan utama dunia.

Video

Video