Latar Belakang dan Drama Transfer
Arsenal mendadak melaju di bursa transfer usai Kai Havertz mengalami cedera lutut yang membuatnya absen dalam waktu yang belum bisa diprediksi. Mikel Arteta pun langsung bergerak cepat untuk menambal lini serang, dan sasarannya adalah gelandang kreatif Crystal Palace, Eberechi Eze.
Setelah semula Tottenham Hotspur nyaris mencapai kesepakatan — bahkan telah menyetujui besaran harga dan personal terms — Eze justru memilih baju merah-putih The Gunners. Ini terjadi di saat krusial, ketika market sedang mendekati penutupan dan rival sekota membuat gerakan kilat.
Berapa Nilainya Sebenarnya?
Angka transfer Eze memang beragam, tergantung sumber berita yang beredar. Beberapa laporan menyebut nilai inti sekitar £60 juta, jumlah yang sama seperti tawaran awal Spurs. Ada pula informasi lain yang menyatakan total paket bisa mencapai £67,5 juta, termasuk bonus tertentu yang diatur dalam klausul.
Bahkan beberapa media menuliskan nominal nyaris menyentuh angka £68 juta, yang diyakini sudah mendekati kesepakatan final. Hal ini menegaskan betapa pentingnya Eze sebagai salah satu aset berharga di pasar transfer musim ini.
Strategi Licik atau Momen Taktis?
Langkah Arsenal bisa dibilang cerdas sekaligus licik, tergantung sudut pandang penggemar. Spurs sudah jauh-jauh hari mengejar Eze setelah Palace enggan melepasnya terlalu cepat karena harus dimainkan di playoff Conference League.
Namun, Arsenal datang di menit terakhir, memanfaatkan situasi sekaligus preferensi pribadi sang pemain. Eze memang memiliki ikatan emosional dengan Arsenal karena pernah berlatih di akademi klub tersebut dan dikenal sebagai fans The Gunners sejak kecil. Momentum inilah yang dimaksimalkan oleh Arteta dan timnya.
Konsekuensi untuk Kedua Klub
Bagi Tottenham, kegagalan mendapatkan Eze jelas pukulan telak. Klub harus segera mencari target alternatif dengan waktu yang mepet. Beberapa nama sempat dikaitkan, seperti Morgan Gibbs-White, Savinho, hingga Yoane Wissa, tetapi semuanya belum menunjukkan tanda-tanda kesepakatan nyata.
Tottenham pun berpotensi mengakhiri bursa tanpa tambahan pemain kreatif yang mereka butuhkan. Sementara itu, Arsenal boleh dibilang menang besar. Deal ini bisa jadi penyelamat utama setelah absennya Havertz, yang perannya cukup vital musim lalu. Dengan kehadiran Eze, Arsenal memiliki opsi tambahan di lini tengah dan sayap kiri.
Apalagi, musim panas ini mereka sudah menghabiskan hampir £200 juta untuk enam pemain baru. Beberapa nama seperti Fábio Vieira dan Reiss Nelson pun masuk daftar jual, demi menyeimbangkan neraca keuangan klub. Strategi ini memperlihatkan betapa seriusnya Arsenal mengejar titel musim ini.
Eze di Mata Inggris
Eberechi Eze adalah sosok gelandang serang lincah berusia 27 tahun. Ia dikenal dengan kreativitas, kemampuan dribel, serta fleksibilitas bermain di beberapa posisi. Sejak bergabung dengan Crystal Palace pada 2020 setelah pindah dari QPR dengan harga sekitar £17 juta, Eze menjelma menjadi motor serangan utama tim.
Puncak pencapaiannya hadir saat dirinya mencetak gol penentu di final FA Cup, yang membawa Palace meraih gelar pertama mereka. Performanya itu membuatnya semakin diminati klub besar, termasuk Arsenal dan Tottenham.
Kini, dengan transfer senilai sekitar £60–£68 juta, Eze bukan hanya menjadi salah satu pemain termahal dalam sejarah Palace, tetapi juga simbol langkah ambisius Arsenal.
Bagi fans, kedatangannya menambah harapan besar untuk menantang dominasi di Premier League musim ini. Sedangkan bagi Spurs, ini adalah pengingat pahit bahwa rival sekota selalu siap mengambil keuntungan bila mereka terlalu lama mengambil keputusan.