Saham Tesla Anjlok Usai Elon Musk Umumkan Rencana Bentuk Partai Politik Baru

Advertisement

970x90px

Saham Tesla Anjlok Usai Elon Musk Umumkan Rencana Bentuk Partai Politik Baru

Selasa, 08 Juli 2025

 

Saham Tesla Anjlok Usai Elon Musk Umumkan Rencana Bentuk Partai Politik Baru

Saham Tesla Terjun Bebas Imbas Manuver Politik Elon Musk


Saham perusahaan otomotif Tesla anjlok cukup tajam pada awal pekan ini, Senin (7/7). Penurunan terjadi setelah Elon Musk menyatakan niat mendirikan partai politik sendiri. Para investor merespons pernyataan itu dengan sentimen negatif di pasar saham.

Mengutip laporan CNBC, harga saham Tesla terkoreksi sekitar tujuh persen dalam satu hari perdagangan. Akibatnya, nilai kapitalisasi pasar perusahaan susut hingga 68 miliar dolar AS. Bila dikonversi ke rupiah, kerugian tersebut mencapai sekitar Rp 1,1 triliun.

Pelemahan saham Tesla ini disebut-sebut dipicu oleh faktor non-bisnis yang sangat dominan. Musk mengumumkan rencana membentuk Partai Amerika saat pidato publik di hari Sabtu. Hal tersebut menimbulkan kegelisahan di kalangan investor global.

Investor Khawatir Musk Alih Fokus ke Dunia Politik


Langkah politik yang diambil Musk menjadi sinyal yang mengejutkan bagi banyak pihak. Sejak tahun lalu, Musk memang diketahui memberikan dukungan terhadap Donald Trump. Kini, ia disebut menempati jabatan strategis dalam "Departemen Efisiensi Pemerintahan".

Keputusan untuk terjun lebih dalam ke ranah politik menimbulkan keresahan pasar. Para investor menilai fokus Musk terhadap Tesla dapat terganggu akibat aktivitas politik. Bahkan analis menilai hal ini sebagai penyebab utama penurunan harga saham perusahaan.

Dan Ives dari Wedbush Securities menyebut tindakan Musk berseberangan dengan keinginan investor. Ia menyatakan para pemegang saham ingin Musk tetap fokus pada kinerja Tesla. Ketidaksesuaian arah tersebut menambah tekanan terhadap emiten otomotif itu.

Tesla Tersudut di Tengah Persaingan Mobil Listrik Global


Tekanan terhadap saham Tesla terjadi di saat bisnis perusahaan sedang mengalami tantangan berat. Pada kuartal kedua tahun ini, penjualan Tesla dilaporkan menurun sekitar 14 persen. Angka ini dibandingkan dengan periode sama pada tahun sebelumnya.

Persaingan di industri kendaraan listrik semakin ketat dengan kehadiran produsen lain, seperti BYD. Perusahaan asal Tiongkok tersebut kian agresif dan mendominasi pasar mobil listrik dunia. Ini memperkecil peluang Tesla untuk tetap menjadi pemimpin segmen.

Di berbagai negara, konsumen mulai beralih dari Tesla ke merek alternatif yang lebih kompetitif. Sementara itu, Musk malah sibuk dengan agenda politik yang dianggap tidak relevan secara bisnis. Situasi ini menciptakan tekanan ganda bagi Tesla dalam jangka pendek.

Video

Video