Pertemuan DK PBB: Iran dan Israel Ucapkan Terima Kasih atas Gencatan Senjata
Dewan Keamanan PBB menggelar rapat darurat membahas gencatan senjata antara Iran dan Israel. Kedua utusan negara menyampaikan apresiasi kepada mediator yang membantu menyelesaikan konflik berkepanjangan tersebut. Pernyataan itu menggarisbawahi pentingnya diplomasi internasional dalam meredakan ketegangan kawasan Timur Tengah.
Utusan Iran, Saeid Iravani, menyampaikan terima kasih kepada Qatar atas peran pentingnya dalam perdamaian. Ia menyebut Qatar sebagai negara sahabat yang aktif mendorong penghentian agresi militer Israel. Menurutnya, diplomasi Doha sangat efektif dalam mencegah eskalasi lebih lanjut di kawasan konflik.
Meski demikian, apresiasi tersebut datang sehari setelah Iran menyerang pangkalan militer AS di Teluk. Langkah Iran itu menimbulkan pertanyaan terkait komitmen sejatinya terhadap proses perdamaian regional. Namun Iran tetap menekankan bahwa gencatan senjata dilakukan demi keselamatan warga dan stabilitas kawasan.
Iran menerima usulan damai Qatar setelah melalui berbagai perundingan intensif dalam beberapa hari terakhir. Presiden AS Donald Trump kemudian mengumumkan gencatan senjata itu secara resmi melalui media sosial. Hal ini menunjukkan keterlibatan aktif pihak luar dalam mendorong penyelesaian konflik bersenjata regional.
Israel Apresiasi AS dan Janjikan Tanggapan Keras jika Gencatan Senjata Dilanggar
Utusan Israel, Danny Danon, menyampaikan rasa terima kasih kepada Presiden AS Donald Trump atas dukungannya. Danon mengatakan Trump memainkan peran besar dalam menghentikan eskalasi militer di kawasan Timur Tengah. Menurutnya, Israel dan sekutunya bekerja sama memastikan Iran tidak kembali melanggar batas gencatan senjata.
Israel menganggap gencatan senjata sebagai kemenangan strategis setelah menghantam infrastruktur militer Iran. Danon menyebut serangan itu sebagai "pukulan telak" yang menghambat ambisi militer rezim Iran. Ia menegaskan bahwa Israel siap menanggapi keras jika Iran kembali memicu ketegangan atau konflik.
Danon juga memperingatkan bahwa Israel akan bertindak bila terjadi pelanggaran terhadap kesepakatan damai. Ia meminta Dewan Keamanan PBB untuk terlibat aktif mengawasi pelaksanaan gencatan senjata tersebut. Bagi Israel, perdamaian hanya mungkin dicapai bila semua pihak menunjukkan komitmen yang konsisten.
Meskipun menyatakan keterbukaan terhadap dialog, Israel tetap mengedepankan prinsip pertahanan nasional. Mereka memandang kekuatan militer penting sebagai penyeimbang dalam upaya menjaga stabilitas kawasan. Danon juga menyerukan peningkatan dukungan internasional demi menjaga implementasi gencatan secara berkelanjutan.
Iran Umumkan Akhir Perang Dua Belas Hari Melawan Israel di Tengah Gencatan Rapuh
Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, mengumumkan berakhirnya konflik dua belas hari dengan Israel. Pernyataan disampaikan melalui pidato resmi yang disiarkan oleh kantor berita pemerintah IRNA. Ia menyebut perang sebagai bentuk agresi yang dipaksakan oleh petualangan militer Israel di wilayahnya.
Pezeshkian menyebut rakyat Iran menunjukkan keberanian luar biasa dalam menghadapi serangan Israel. Ia mengatakan bahwa keteguhan dan kesabaran masyarakat berperan penting dalam meraih kemenangan diplomatik. Gencatan senjata dianggap sebagai hasil perlawanan heroik serta kerja keras diplomasi pemerintahan Iran.
Namun, gencatan ini dinilai banyak pihak sebagai rapuh dan rentan terhadap pelanggaran sewaktu-waktu. Beberapa analis memperingatkan potensi konflik kembali muncul tanpa pengawasan internasional yang kuat. Stabilitas kawasan hanya bisa dijaga dengan pengawasan dunia dan komitmen semua pihak terkait konflik.
Pidato Pezeshkian mendapat sambutan luas di dalam negeri namun disambut hati-hati oleh dunia internasional. Sebagian memuji diplomasi Iran, sebagian lain mempertanyakan motif strategis di balik keputusan mendadak. Meski demikian, banyak pihak berharap bahwa perdamaian dapat dipertahankan dalam waktu lebih panjang.