Iran dan Israel Sepakat Gencatan Senjata, Trump Umumkan Proses Damai Bertahap

Advertisement

970x90px

Iran dan Israel Sepakat Gencatan Senjata, Trump Umumkan Proses Damai Bertahap

Senin, 23 Juni 2025

 

Iran dan Israel Sepakat Gencatan Senjata, Trump Umumkan Proses Damai Bertahap

AS Klaim Kedua Negara Telah Capai Kesepakatan Damai Lewat Proses Bertahap 24 Jam


Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan kabar mengejutkan soal kesepakatan damai Iran-Israel. Ia mengumumkan gencatan senjata penuh akan segera dimulai antara dua negara tersebut. Pernyataan itu disampaikan lewat akun resmi Truth Social miliknya pada Selasa pagi waktu setempat. Menurut Trump, gencatan senjata dimulai bertahap sejak pukul 04.00 GMT, Selasa (24/6). Iran disebutkan akan menghentikan seluruh operasi militer lebih dulu secara sepihak di awal proses.

Langkah Iran tersebut kemudian akan diikuti oleh Israel dalam waktu dua belas jam berikutnya. Dalam kurun waktu 24 jam, perang selama dua belas hari akan resmi dinyatakan berakhir. Trump menegaskan bahwa dunia akan menyambut baik proses ini sebagai awal perdamaian baru. Ia mengklaim kedua negara telah sepakat untuk tetap menjaga sikap damai dan saling menghormati. Tidak hanya menghentikan pertempuran, tetapi juga meredakan ketegangan jangka panjang.

Meski pengumuman Trump bersifat tegas dan penuh keyakinan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Iran. Demikian pula, Israel belum memberikan konfirmasi publik terkait kabar gencatan senjata tersebut. Beberapa pihak menyatakan masih menunggu respons diplomatik dan militer dari kedua negara terkait hal ini. Namun, klaim sepihak Trump memicu perhatian besar dari komunitas internasional dan media global. Langkah ini dianggap sebagai inisiatif Amerika dalam meredam eskalasi regional.

Konteks pengumuman Trump ini menjadi penting setelah Iran melancarkan serangan balasan. Beberapa jam sebelumnya, Teheran menyerang fasilitas militer AS di wilayah Qatar. Serangan tersebut dilakukan sebagai respons terhadap gempuran AS ke situs nuklir Iran akhir pekan lalu. Trump menyebut respons Iran itu "lemah", namun cukup membentuk dasar kesepakatan damai. Kini publik internasional menunggu pembuktian nyata dari gencatan senjata tersebut.

Perang Dua Belas Hari Berakhir, Dunia Sambut Peluang Damai Iran-Israel


Konflik bersenjata antara Iran dan Israel telah berlangsung intens sejak awal Juni lalu. Serangan besar-besaran dimulai Israel pada 13 Juni, membidik fasilitas militer dan nuklir Iran. Iran merespons cepat dengan serangkaian serangan balik yang menargetkan pusat-pusat militer dan intelijen Israel. Konflik makin memanas dengan keterlibatan tidak langsung Amerika Serikat di kawasan. Ketegangan ini memicu kekhawatiran global tentang perang berskala luas di Timur Tengah.

Serangan udara silih berganti memperburuk situasi kemanusiaan dan memperbesar potensi eskalasi regional. PBB, Uni Eropa, serta negara-negara Arab menyerukan penahanan diri dan penghentian agresi. Namun hingga kini, belum ada mediasi efektif yang mampu mempertemukan kedua pihak bertikai. Dengan pengumuman Trump ini, banyak pihak berharap muncul peluang diplomasi konkret. Dunia menantikan langkah lanjutan dari Iran dan Israel sebagai pembuktian niat damai sesungguhnya.

Trump menekankan bahwa proses damai harus berjalan dengan sikap saling menghormati dari kedua belah pihak. Ia menggambarkan kesepakatan ini bukan hanya gencatan senjata, tetapi simbol rekonsiliasi strategis. Meski diplomasi AS kerap dikritik sepihak, inisiatif ini mendapat sorotan positif dari sebagian analis. Peran Washington sebagai mediator utama diyakini masih sangat dominan dalam konflik kawasan tersebut. Kini harapan global terfokus pada hasil akhir proses damai dalam waktu 24 jam mendatang.

Apabila benar terjadi, gencatan senjata ini akan menjadi tonggak baru dalam hubungan Timur Tengah. Konflik Iran-Israel selama ini tidak hanya bersifat militer, tetapi juga ideologis dan historis. Pengumuman gencatan senjata kali ini menjadi momentum penting dalam meredam ketegangan geopolitik. Namun, keberhasilan langkah ini masih sangat tergantung pada implementasi nyata di lapangan. Dunia internasional terus mencermati perkembangan untuk memastikan bahwa janji damai bukan sekadar retorika.

Video

Video