Iran Nyatakan Akhir Perang 12 Hari dengan Israel: Ratusan Tewas dan Ribuan Luka

Advertisement

970x90px

Iran Nyatakan Akhir Perang 12 Hari dengan Israel: Ratusan Tewas dan Ribuan Luka

Selasa, 24 Juni 2025

 

Iran Nyatakan Akhir Perang 12 Hari dengan Israel: Ratusan Tewas dan Ribuan Luka

Perang Iran-Israel Berakhir, Presiden Umumkan Gencatan Senjata Nasional


Iran resmi mengakhiri konflik bersenjata 12 hari dengan Israel setelah kesepakatan gencatan senjata tercapai. Presiden Masoud Pezeshkian menyampaikan langsung pengumuman tersebut melalui siaran media pemerintah IRNA pada Rabu pagi. Ia menyebut rakyat Iran telah menunjukkan perlawanan heroik melawan serangan Israel yang disebut sebagai tindakan provokatif. Pezeshkian menekankan bahwa semangat rakyat menjadi penentu utama dalam menghentikan agresi militer tersebut.


Gencatan senjata ini merupakan puncak dari tekanan diplomatik yang dilakukan oleh beberapa negara Timur Tengah. Sejumlah pemimpin regional turut mendesak penghentian konflik karena menimbulkan dampak kemanusiaan. Iran menilai gencatan senjata sebagai kemenangan diplomasi dan kekuatan rakyat yang bersatu melawan penjajahan. Perang yang terjadi selama hampir dua minggu telah mengguncang stabilitas kawasan secara luas.


Presiden Pezeshkian mengatakan bahwa perlawanan rakyat menjadi bagian penting dari sejarah perjuangan bangsa Iran. Dalam pidatonya, ia mengapresiasi pengorbanan warga sipil, militer, serta tenaga medis di garis depan. Ia menegaskan bahwa meskipun perang telah berakhir, luka yang ditinggalkan akan memerlukan waktu pemulihan panjang. Pemulihan pasca-perang diprioritaskan demi menyelamatkan warga yang terdampak.


Iran menuding Israel sebagai pihak yang memicu eskalasi militer dengan serangan udara pertama ke wilayah Teheran. Serangan itu disebut telah melampaui batas dan tidak mematuhi norma internasional serta hukum perang. Oleh karena itu, Iran menilai respons militernya sebagai bentuk pembelaan terhadap kedaulatan dan rakyatnya. Kini, fokus utama pemerintah adalah rekonstruksi dan bantuan kemanusiaan nasional.

Korban Sipil Meningkat, Serangan Israel Hancurkan Fasilitas Kesehatan Iran


Kementerian Kesehatan Iran merilis laporan terbaru mengenai jumlah korban akibat serangan militer Israel. Dalam 12 hari konflik, tercatat sebanyak 610 warga sipil tewas, termasuk anak-anak dan wanita. Sementara itu, lebih dari 4.700 orang mengalami luka-luka serius yang memerlukan penanganan rumah sakit. Hingga hari terakhir perang, 971 korban masih dirawat intensif di sejumlah fasilitas kesehatan.


Kondisi darurat medis memperburuk situasi karena banyak fasilitas mengalami kerusakan parah akibat serangan udara. Setidaknya tujuh rumah sakit dilaporkan rusak, bersama enam pos darurat dan empat klinik lapangan. Sebanyak sembilan unit ambulans juga hancur terkena ledakan, menyebabkan keterlambatan evakuasi korban. Petugas kesehatan turut menjadi korban dalam konflik yang tidak pandang bulu ini.


Dilaporkan lima tenaga medis tewas di lapangan saat memberikan bantuan darurat di zona konflik. Dua puluh petugas lainnya mengalami luka serius dan masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit rujukan. Kehilangan tenaga medis membuat sistem kesehatan Iran lumpuh sementara dan berdampak besar pada penanganan korban. Pemerintah menyatakan kondisi ini sebagai krisis kemanusiaan nasional.


Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Hossein Kermanpour, menyampaikan rincian korban yang mencakup kelompok rentan. Terdapat 13 anak-anak yang tewas, dengan korban termuda berusia hanya dua bulan. Selain itu, 49 perempuan menjadi korban, termasuk dua ibu hamil yang turut meninggal dunia. Angka-angka ini menggambarkan dampak tragis dari konflik terhadap penduduk sipil.

Pascaperang, Iran Fokus pada Rehabilitasi dan Bantuan Kemanusiaan


Setelah gencatan senjata, pemerintah Iran langsung memprioritaskan pemulihan kondisi sosial dan ekonomi pascaperang. Presiden Pezeshkian membentuk tim krisis nasional untuk mempercepat distribusi bantuan ke wilayah terdampak. Bantuan difokuskan pada daerah dengan tingkat kerusakan tinggi serta konsentrasi pengungsi terbanyak. Iran juga menerima dukungan logistik dari sekutu regional dan lembaga internasional.


Fasilitas kesehatan darurat mulai dibangun untuk menggantikan rumah sakit yang rusak akibat pemboman Israel. Pemerintah menyiapkan anggaran darurat dan mengajak masyarakat turut serta dalam program relawan kemanusiaan. Tim medis tambahan dikerahkan dari provinsi lain untuk memperkuat layanan kesehatan di wilayah konflik. Langkah ini dianggap penting dalam mencegah krisis lebih lanjut.


Rehabilitasi psikologis menjadi fokus lain dalam pemulihan, terutama bagi anak-anak dan korban kekerasan. Layanan konseling gratis disediakan di pusat-pusat pengungsian yang tersebar di kota-kota besar. Banyak warga mengalami trauma akibat ledakan dan kehilangan anggota keluarga mereka. Pemerintah menjalin kerja sama dengan organisasi kesehatan mental internasional.


Masyarakat Iran menunjukkan solidaritas tinggi dengan menggalang bantuan dan penggalangan dana kemanusiaan. Lembaga keagamaan dan komunitas lokal mengorganisir kegiatan sosial seperti dapur umum dan tempat penampungan. Media nasional turut mengedukasi warga agar tetap tenang dan membantu proses pemulihan. Pemerintah berkomitmen mengembalikan stabilitas nasional dalam waktu sesingkat mungkin.

Iran Tuduh Israel Picu Konflik Lewat Provokasi Awal

Pemerintah Iran menegaskan bahwa perang dimulai akibat tindakan provokatif dari militer Israel. Serangan mendadak ke wilayah Teheran dianggap sebagai pelanggaran berat terhadap kedaulatan nasional. Iran menyatakan tidak akan tinggal diam terhadap serangan yang melukai warga sipil secara brutal. Pernyataan resmi ini disampaikan dalam konferensi pers pascagencatan senjata di Teheran.


Menteri Pertahanan Iran menambahkan bahwa Israel telah melakukan pelanggaran hukum internasional selama konflik berlangsung. Serangan udara dilakukan tanpa memperhatikan zona sipil, termasuk sekolah dan rumah sakit. Iran menyerukan kepada dunia internasional agar mengecam tindakan militer Israel yang membahayakan warga tidak berdosa. Seruan ini mendapat dukungan dari negara-negara sahabat di kawasan.


Iran meminta Dewan Keamanan PBB untuk melakukan investigasi independen terhadap agresi militer Israel. Bukti-bukti serangan telah dikumpulkan dan siap diserahkan sebagai bagian dari laporan resmi. Pemerintah juga tengah mempertimbangkan upaya hukum di Mahkamah Internasional sebagai langkah lanjutan. Tujuannya adalah menghindari pengulangan kejadian serupa di masa depan.


Menurut Iran, peristiwa ini menjadi bukti bahwa konflik regional dapat meletus kapan saja tanpa peringatan. Oleh karena itu, penting membangun sistem keamanan kawasan berbasis dialog dan kerja sama antarnegara. Iran menyampaikan kesiapan untuk duduk dalam meja diplomasi jika syarat-syarat keamanan terpenuhi. Pemerintah tetap menekankan perlunya pertahanan nasional yang kuat sebagai garis depan perdamaian.

Video

Video