Sulawesi Utara Diguncang Enam Kali Gempa, Terkuat Capai Magnitudo 6,4

Advertisement

970x90px

Sulawesi Utara Diguncang Enam Kali Gempa, Terkuat Capai Magnitudo 6,4

Jumat, 27 Juni 2025

 

Sulawesi Utara Diguncang Enam Kali Gempa

Serangkaian Gempa Guncang Sulawesi Utara, BMKG Catat Enam Kali Getaran Sejak Pagi Hari


Gelombang gempa beruntun mengguncang wilayah Sulawesi Utara pada Sabtu pagi, 28 Juni 2025. Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat guncangan pertama terjadi pukul 06.07 WIB. Gempa berkekuatan magnitudo 6,3 menggoyang wilayah barat laut Melonguane, dengan kedalaman mencapai 77 kilometer. Pusat gempa berada di koordinat 5.25 Lintang Utara dan 126.24 Bujur Timur.

Tak lama setelah itu, gempa kedua dengan kekuatan lebih besar terjadi kembali mengguncang wilayah Sulut. Gempa bermagnitudo 6,4 itu berpusat di dekat Pulau Karatung, masih di lokasi koordinat yang sama. Kedalamannya tetap di angka 77 kilometer dan dipastikan tidak memicu gelombang tsunami. BMKG menegaskan masyarakat tetap tenang dan tidak perlu panik berlebihan.

Sekitar pukul 06.41 WIB, getaran kembali terasa di sekitar Melonguane dengan kekuatan mencapai magnitudo 5,5. Pusat guncangan kali ini berada pada kedalaman 47 kilometer, sedikit lebih dangkal dari sebelumnya. Koordinat gempa berada di titik 5.40 Lintang Utara dan 126.02 Bujur Timur.

Pada waktu bersamaan, wilayah Pulau Karatung juga mengalami guncangan serupa dengan magnitudo 5,5. BMKG mengungkapkan bahwa kedalaman gempa berada pada angka yang sama, yaitu 47 kilometer. Tidak ditemukan potensi tsunami dari aktivitas gempa tersebut. Hingga kini belum ada laporan kerusakan besar maupun korban jiwa di kedua lokasi.

Aktivitas Seismik Terus Berlanjut Hingga Pagi Hari, Gempa Kecil Kembali Terasa di Bolaang


Pukul 07.35 WIB, guncangan ringan kembali terasa di wilayah Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara. Gempa kali ini tercatat dengan kekuatan magnitudo 3,0 dan kedalaman sangat dangkal, hanya 10 kilometer. Pusat gempa berada di kawasan Tutuyan, sebuah wilayah pesisir di provinsi tersebut. Meski ringan, guncangan sempat dirasakan beberapa warga.

BMKG mencatat bahwa gempa di Tutuyan ini merupakan bagian dari rangkaian aktivitas tektonik yang terjadi sebelumnya. Karena kedalamannya dangkal, getaran meski kecil tetap terasa jelas oleh masyarakat setempat. Belum ada laporan dampak kerusakan dari gempa ini, namun warga diimbau tetap waspada. Aktivitas seismik masih bisa terjadi kembali sewaktu-waktu.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga memantau secara aktif kondisi patahan di wilayah tersebut. Meski kekuatannya kecil, rentetan gempa dalam waktu dekat menjadi perhatian serius. PVMBG telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan aparat setempat. Langkah mitigasi pun telah mulai disiapkan jika gempa besar terjadi kembali.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh informasi palsu yang tersebar melalui media sosial. Informasi resmi hanya bersumber dari instansi terkait seperti BMKG, PVMBG, dan BNPB. Warga diminta tetap tenang, namun juga tanggap terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi. Perlu kesiapsiagaan di tengah kondisi tektonik yang masih aktif.

Melonguane Kembali Diguncang, Gempa Kelima Berkekuatan M 4,2 Terjadi pada Pukul 08.00 WIB


Gempa kembali melanda kawasan Melonguane, Sulawesi Utara, pada pukul 08.00 WIB pagi tadi. Kali ini, kekuatan gempa tercatat mencapai magnitudo 4,2 dan berpusat di laut sekitar wilayah tersebut. Titik koordinat gempa berada di 5.36 Lintang Utara dan 126.19 Bujur Timur. Sumber guncangan berada di kedalaman 89 kilometer di bawah permukaan laut.

BMKG menyatakan bahwa gempa ini tidak memiliki potensi tsunami, sehingga masyarakat diimbau tetap tenang. Guncangan terasa ringan di sejumlah wilayah pesisir, tetapi tidak menimbulkan kerusakan berarti. Aktivitas gempa ini merupakan lanjutan dari peristiwa seismik yang terjadi sejak subuh. Seluruh aktivitas telah dipantau oleh sistem pemantauan gempa nasional.

Wilayah Melonguane yang berada di zona subduksi aktif memang sering mengalami gempa bumi ringan hingga menengah. Aktivitas lempeng tektonik di wilayah tersebut masih sangat dinamis, dengan pergerakan konstan. Masyarakat setempat sudah terbiasa dengan guncangan kecil dan telah memahami prosedur evakuasi. Namun, kewaspadaan tetap diperlukan menghadapi potensi bencana besar.

Sejumlah tim relawan kebencanaan dan aparat keamanan telah bersiaga di lokasi-lokasi strategis sejak pagi. Mereka bekerja sama dengan BMKG dan instansi lain untuk mengedukasi masyarakat secara langsung. Langkah antisipasi terus disosialisasikan guna mengurangi risiko bencana. Sistem peringatan dini juga telah aktif untuk memastikan keselamatan warga.

BMKG Pastikan Tidak Ada Ancaman Tsunami, Warga Diminta Tetap Tenang dan Waspada


Sejauh ini, seluruh gempa yang tercatat oleh BMKG tidak menunjukkan potensi terjadinya tsunami. Kedalaman dan lokasi pusat gempa tidak memenuhi syarat pembentukan gelombang laut besar. Namun demikian, BMKG tetap memantau pergerakan seismik di wilayah Sulawesi Utara secara intensif. Perubahan signifikan akan segera diinformasikan kepada publik.

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi BMKG menyampaikan bahwa sistem sensor telah bekerja optimal sejak dini hari. Setiap guncangan telah direkam dan disebarluaskan dalam hitungan menit setelah kejadian. Masyarakat diminta hanya mengikuti informasi resmi yang dikeluarkan oleh lembaga berwenang. Informasi simpang siur di media sosial harus dihindari.

BMKG juga mengimbau agar masyarakat di wilayah pesisir tetap waspada dan siaga terhadap kemungkinan gempa susulan. Meskipun tidak berbahaya, gempa susulan dapat memicu kepanikan dan gangguan aktivitas masyarakat. Oleh karena itu, simulasi evakuasi dan edukasi kebencanaan harus terus dilakukan. Pemerintah daerah didorong memperkuat kesiapsiagaan warga.

Dalam situasi seperti ini, kesiapan individu dan komunitas lokal menjadi faktor penting pengurangan risiko. Sistem komunikasi antara pemerintah, warga, dan lembaga pemantau bencana harus berjalan lancar dan cepat. Edukasi publik harus terus ditingkatkan agar masyarakat paham cara menghadapi bencana alam. Ini menjadi investasi jangka panjang keselamatan bersama.

Video

Video